Tak ada tanda, apalagi kata. Kata jangan yang keluar dari balik kereta itu. Mungkinkah petugas kereta lupa untuk menancapkan larangan di atas kerikil cadas yang bertebaran pada rel kereta?
Atau kita yang lupa mengucap kata jangan untuk berjalan di atas rel kereta?
Kereta, yang melaju di atas rel, lebih berkuasa atas tubuh engkau,
Perempuan tua ringkih yang terseok-seok menelusuri rel tak berujung. Ingin kuucap kata jangan diujung lidah kelu. Bibirku begitu sebal untuk melarang.
Perempuan tua ringkih masih berjalan, dan dia adalah aku yang masih menapaki rel kereta terhuyung-huyung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H