Mohon tunggu...
Prasetya Marisa
Prasetya Marisa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pekerja , Pembelajar, dan Penulis Buku Diari.

Mencintai apa yang bisa dicintai. Hidup untuk masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tidak memiliki apapun termasuk diri sendiri. Mengejar kesempurnaan walau tak pernah sempurna. Selalu ada cela. Noda.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Manusia Sampan

9 Oktober 2023   12:12 Diperbarui: 9 Oktober 2023   12:55 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

manusia-manusia tanpa pendirian, bagai sampan yang terombang-ambing di lautan.
berpasrah dibawa takdir dan nasib yang tak kunjung mereda.
berharap datang pertolongan yang membawa mereka ke pelabuhan.
Tapi Tuhan tidak semudah itu memberikan bantuan, sayang...

Manusia-manusia tanpa harapan, bagai sampan yang terombang-ambing di lautan.
ingin karam, tapi masih mengambang.
ingin hidup tapi jiwa masih mati.
kadang sebagian mencurangi kematian sendiri,
sebagian nya lagi terpuruk dan membusuk di biliknya sendiri.

Manusia-manusia tanpa tekad, bagai sampan yang terombang-ambing di lautan.
dan aku salah satunya.
memasrahkan diri, diterjang ombak sana-sini.
berharap pertolongan Ilahi.
Sayangnya doa ku kurang mumpuni.
terkadang aku ingin mengkaramkan tubuhku sendiri.
Sayangnya, lautan pun menolak tubuhku yang membusuk
jiwa dan hatinya tak lagi hidup.

Haruskah sampan ini kubiarkan sendiri atau
kukayuh dan kugerakan sampai menuju pelabuhan?
Kutak tahu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun