Tidak perlu kata,
untuk mengurai apa-apa,
selain air hujan,
yang membasahi mata.
Tidak perlu sebab,
untuk menelusuri kata-kata,
selain cahaya mata,
yang berisikan air hujan.
Tidak perlu sinaran,
untuk membimbingku,
berjalan menuju hatimu,
yang dingin lagi beku.
semua hujan mu,
kutadah di kedua telapak tanganku,
kuminum bersama rasa sakit yang belenggu,
dan ku mabuk bersama mu.
tiada air yang ingin ku tampung,
selain air mata yang bercampur dengan air hujan,
milikmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H