Mohon tunggu...
Prasetya Marisa
Prasetya Marisa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pekerja , Pembelajar, dan Penulis Buku Diari.

Mencintai apa yang bisa dicintai. Hidup untuk masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tidak memiliki apapun termasuk diri sendiri. Mengejar kesempurnaan walau tak pernah sempurna. Selalu ada cela. Noda.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perjalanan Manusia

29 September 2021   22:46 Diperbarui: 29 September 2021   22:53 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita adalah pengembara,

Di mana pasir berlapis membawa tapak yang kusam. Di mana tiupan angin semilir mengantarmu dari satu kota ke kota lain. Di mana air mengalirkan tubuhmu dari luka menjadi duka.

Kita adalah pengembara,

Yang berawal muda menjadi menua. Di mana keriput menari di wajah kita. Di mana rambut putih mulai menjulur lemah di pundak. Di mana lidah mulai kelu, pelo mengucap.

Kita adalah pengembara,

Yang bermula di dunia, dan berakhir di akhirat.

-tamat-

Somewhere, 29 sept 2021. Puisi balasan untuk puisi sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun