Waktu muda,
Gelora rasa membara. Namun, terkungkung gensi yang sibuk berbicara. Aku dengan segala prasangka. Memikirkan seorang juwita. Yang Jelita, selalu kudamba mesra. Sayang seribu sayang, tak bisa ku ajak sapa.
Juwita yang jelita,
perempuan yang rambutnya kelimis. Memiliki harum yang manis. Seringkali senyumannya membuatku terharu sampai menangis. Mulutnya ceriwis. Dia juga orang yang agamis.Â
Sayangnya, aku hanya bisa melihat dan memandangnya dari jauh - jauh...
Dan waktu pun berlalu, dan kutemui seorang lagi.
Perempuan muda,
yang mempesona. Memiliki elok rupa. Dia juga berakhlak mulia. Jika ia tersenyum, serasa aku melayang sampai ke surga. Bibirnya mungil dan mengatup bagai kelopak bunga. Selendang pun selalu menutup kepalanya.
Sayangnya, aku hanya bisa melihat dan memandangnya dari jauh-jauh.
Dan waktu pun berlalu, dan ketemui banyak orang lagi.
Perempuan-perempuan yang selalu kudamba dalam doa.