Mohon tunggu...
Rodiyan Gibran Sentanu
Rodiyan Gibran Sentanu Mohon Tunggu... -

Rodiyan Gibran Sentanu\r\nWNI di Jepang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kesempatan Emas Indonesia Mengejar Jepang

27 Januari 2014   19:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:24 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Belum genap 3 hari sejak saya menulis di blog pribadi tentang bagaimana media Jepang mengambil peran dalam pengembangan masa depan masyarakatnya sendiri, terutama generasi muda, generasi penerus bangsa. Ternyata, hari ini Irfan Bachdim (25) dipinang Ventforet Kofu, tim sepak bola di J-League, liga sepak bola di Jepang, divisi 1.

Ini adalah kesempatan emas bagi media Indonesia untuk mengejar ketertinggalannya dari media Jepang.

Tunggu apa lagi? Bola di tangan Anda!

==============================================

Media Si Penyebar Mimpi

Anda pernah membaca komik Fantasista? Dulu ini adalah salah satu komik langganan di asrama ketika masih sekolah di MAN IC. Walau tidak membaca keseluruhan serinya, tapi masih teringat dengan jelas cuplikan Sakamoto Teppei, tokoh utama dalam komik ini, yang bisa bergabung di tim AC Milan setelah melewati berbagai perjuangan berat sejak kecil. Tapi tidaklah terbayang oleh pengarang naskah maupun para pembaca bahwa hal itu akan benar-benar terjadi di kehidupan nyata.

Awal Januari 2014 menjadi catatan sejarah penting. Honda Keisuke ditransfer ke AC Milan dengan nomor pungung 10. Seluruh media di Jepang ramai mengangkat topik ini. Bahkan ada politikus yang sebel, karena hampir berita utama di Jepang hanya berisi tentang kepindahan Honda.

Blow up media terhadap Honda kali ini bukan hanya cerita narsis negeri matahari. Ini adalah cerita sebuah perjuangan seorang bocah mengejar mimpinya, seperti Sakamoto Teppei yang juga diceritakan sempat bergabung di AC Milan. Para penonton disuguhkan, bagaimana kisah perjuangan Honda sejak kecil. Fakta-fakta sekecil apapun dikumpulkan, termasuk fakta bahwa Honda pernah menulis di buku tahunan SD, bahwa suatu saat ia akan menjadi pemain sepak bola profesional, bergabung di AC Milan, dan mengenakan nomor 10. 有言実行 (yuugen jikkou), sebuah istilah dalam bahasa Jepang yang berarti mengerjakan setiap ucapannya.

Setelah Honda ke AC Milan, berikutnya adalah kepindahan Tanaka Mashiro ke New York Yankees. Sama seperti Honda, media jepang sudah siap mem-blow-upberita ini selama beberapa hari. Koran, TV, internet, bahkan radio, semua berlomba-lomba memberitakan tentang Ma-kun, panggilan akrab Tanaka di Jepang.

Cerita-cerita kelahiran, masa kecilnya yang hampir setiap hari sakit-sakitan, hingga cerita awal mula tanaka memulai perkenalannya dengan baseball. Kini hampir semua fans Tanaka pasti paham, bahwa Tanaka memulai karirnya bukan sebagai pitcher, tapi catcher. Itu pun bukan karena Tanaka tertarik catcher, tapi karena badannya yang kuat dan tidak pernah menangis ketika “dihantam” bola saat latihan. Cerita sederhana ketika ia TK, dan ia dilarang melempar bola ke badan orang lain pun dibahas. Menurut guru TK-nya, lemparan Tanaka adalah yg paling keras dibanding anak-anak seumuran lainnya saat itu. Semua cerita dibahas mendetail, dilengkapi interview dengan seluruh pelatih baseball yang pernah mendidik Tanaka. Tidak ketinggalan cerita-cerita lucu orang tuanya tentang keseriusan Tanaka terhadap baseball.

Mungkin dari kita akan ada yang menilai ini berita lebay, berlebihan, bahkan pembodohan masyarakat. Tapi media Jepang berhasil membungkus rapih dan cantik, sehingga penonton pun tidak bosan dibuatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun