Mohon tunggu...
RnP AcSES
RnP AcSES Mohon Tunggu... Dosen - FEB UNAIR

Divisi Research and Paper Kelompok Studi Ekonomi Islam Acses FEB UNAIR

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pintu Coklat Tua

1 Juni 2022   13:15 Diperbarui: 1 Juni 2022   13:26 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karya : Maryam Fauziah

Pintu coklat itu
Dulu begitu indah dan gagah
Berdiri cantik diantara lalu Lalang kenangan sejak tahun 90
Satu dua tiga tahun terlewati
Sampai kini, indah dan gagahnya tak kunjung bertepi.
Sepasang insan pemilik pintu coklat itu,
Kini telah dibawa umur
Merasa sepi sudah siap untuk mengunjungi.
Duduk di kursi bantalan ruang tengah
Dengan telepon genggam tua ditangan
Berharap kemudian telepon itu berbunyi
Dengan lebel panggilan, anakku sayang.
Namun, hal itu tak kunjung terjadi
Tak apa ucapnya.
Kini
Kebiasaan kami hanya duduk
Menatap pintu
dengan beribu harap
berharap
pintu coklat itu akan ramai kembali
menjadi lalu Lalang orang-orang yang kami sayangi, seperti dulu.
Kini pintu coklat itu masih saja di posisi nyamannya
Tertutup.
"oh tak apa, mereka kini sudah beranjak dewasa, punya kesibukan yang tak bisa diganggu,
Mereka sudah besar, punya urusannya masing-masing.
Ini demi kebahagiaan hidup mereka nanti"
Ucap salah satu insan tua, saling menguatkan.
Namun ketahuilah

Ucapan itu tak pernah diucapnya dengan dusta
Tak pernah diucapnya dengan benci
Tak pernah diucapnya dengan dengki
Nyatanya, ikhlas dan doa yang selalu mengiringi.
Satu dua tiga tahun terlewati
Pintu coklat tua itu kemarin terbuka lebar
Walau tak sebanyak dulu orang yang berlalu Lalang
Namun menatapnya indah terbuka
Bersama orang-orang yang kami sayangi
Membuat kami lupa rasa sepi itu
Terimakasih
Telah membuka pintu itu kembali,
Pintu coklat tua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun