Mohon tunggu...
Rnd FosseiJatim
Rnd FosseiJatim Mohon Tunggu... Jurnalis - Blog untuk Article KAJIPOST Ekonomi Syariah dibuat oleh RnD FoSSEI JATIM

FoSSEI Regional Jawa Timur 2019/2020

Selanjutnya

Tutup

Financial

Islamic Financial Strategy in Facing The Economic Recession 2020 Issue

26 Desember 2019   10:41 Diperbarui: 26 Desember 2019   10:54 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islamic Financial Strategy in The Face of Issued Economics Ressesion 2020

Tahukah bahwa pernah terjadi resesi global 2008? Dan terancam terjadi lagi di 2020?

Sector industry keuangan syariah telah menyiapkan strategi untuk menghadapi ancaman resesi global.

Dalam ekonomi makro resesi atau kemrosotan adalah kondisi ketika produk domestic bruto (GDP) atau pendapatan nasional mengalami penurunan selama dua kuartal atau dua triwulan. Resesi dapat mengakibatkan penurunan secara simultan atau serentak pada seluruh aktifitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan, resesi ekonomi yang berlangsung lama disebut depresi.

Pemerintah saat ini mengkhawatirkan perlambatan ekonomi global yang sedang terjadi saat ini. Ancaman resesi pun telah menghantui beberapa Negara. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan perlambatan ekonomi global tentu bisa menyeret pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hanya saja, ia tak bisa memprediksi besarnya dampak tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dikutip dari CNN Indonesia (5/10) belakangan terjadi ketidakpastian di dalam situasi ekonomi global kian kentara dibanding sebelumnya, semuanya berhulu ke satu Negara yakni Amerika Serikat. Setelah terjadi upaya saling menaikan bea masuk impor pada Amerika Serikat dan China dimana Amerika Serikat menaikan bea masuk untuk barang China hingga sebesar 25%, begitupun pula upaya pembalasan China yang menaikan bea masuk untuk barang Amerika Serikat hingga 25%. Namun saat ini situasi telah mereda setelah penangguhan tarif dilakukan oleh Presiden Trump dan terjadi negosiasi dagang antara Amerika Serikat dengan China.

Selain itu gejolak politik yang terjadi di Amerika Serikat dimana DPR Amerika Serikat semakin kehilangan kepercayaan terhadap Trump, dan terancam dimakzulkan. Hal ini merupakan isu yang sangat besar di Amerika Serikat. Menurut Sri Mulyani isu yang besar di Amerika Serikat sendiri maka akan memengaruhi sentiment dan confidence (pelaku pasar) dunia, dan hal ini akan berdampak besar ke seluruh dunia.

Bahkan saat ini tercatat ada Sembilan Negara yang terancam resesi yakni Jerman, Inggris, Italia, Meksiko, Brasil, Argentina, Singapura, Korea Selatan, dan Rusia. Ancaman resesi ini tentu akan berdampak ke pertumbuhan ekonomi global yang terus melambat. Jika demikian maka perlambatan ekonomi juga tak bisa dihindari Indonesia.

Jika keadaan ekspor suatu Negara tak mumpuni maka akan menahan pertumbuhan ekonomi, karena produk domestic bruto (PDB) mengandung factor eksternal yakni ekspor netto. Dan ini menjadi ancaman resesi untuk semua Negara tak terkecuali Indonesia.

Namun disisi lain produk domestic bruto (PDB) di Indonesia masih bisa diamankan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) kuartal II, ekspor hanya berkontribusi sebesar 17,61 persen terhadap produk domestic bruto (PDB), adapun penyumbang terbesar adalah pada konsumsi yakni sebesar 55,79 persen dan investasi 31,25 persen. Dalam hal ini keuangan syariah masih bisa survive melalui sector konsumsi dan investasi.

Dikutip dari Replubika, Menteri Perencanaan Pembangunan Naional sekaligus Kepala Badan Perencanaan Pembangunana Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, menjelaskan bahwa sector perbankan syariah masih bisa berkembang di Indonesia dan berencana memanfaatkan sector konsumsi dari produk syariah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun