Mohon tunggu...
Muhamad Rizki
Muhamad Rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STIBA AR-RAAYAH

berkarya sebelum tua

Selanjutnya

Tutup

Diary

Batin Lelah karena Pondasi yang Salah

17 Juni 2021   13:16 Diperbarui: 17 Juni 2021   13:22 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

oleh : Abdullah Umar

Hiruk pikuk kehidupan manusia seolah seperti kumpulan jutaan benang warni warni yang saling taut menaut namun kusut tak berarah. Masalah, ujian, nikmat, berkah, menjadi kosumsi harian manusia yang masih tinggal di dunia. Terkadang ada kesenjangan dalam hidupnya, terkadang kurang ada sinkronisasi dalam karir dan bisnisnya, dan terkadang pula terjadi sedikit arus yang saling bertolak arah antara pilihan dan kenyataan hidupnya.

Ya, semua hal tersebut pasti pernah di rasakan dan di alami  oleh semua manusia, yang akhirnya tak jarang memaksa batin dirinya untuk selalu kuat dan tegar ketika badai ombak ujian dan musibah menerpa dengan sangat kuatnya. Namun ketahuilah, bahwa sekuat apapun seseorang memaksa batinnya untuk selalu tegar, ia pasti akan memiliki titik jenuh dan bosan di suatu saat, atau bahkan mungkin saja bisa sampai pada tahap menyerah, ketika hanya di landasi dengan ambisius dan nafsu semata. Butuh akan adanya hal yang lebih dari sekedar itu yang mampu untuk selalu menjaganya agar tetap setabil.

Iman, taqwa, dan sabar adalah landasan pondasi pertama yang harus dimiliki ketika ingin mendapatkan kesetabilan batin. Karena selelah apapun dan secapek apapun, ketika 3 hal tersebut sudah seseorang miliki sebagai tembok penghalang ketika ombak badai ujian menerjang, ia akan selalu merasa aman berada di balik tembok itu. Karena yang menjadi masalah sebenarnya bukan pada seberapa besar atau kecilnya ombak badai ujian itu menerjang, namun lebih kepada seberepa mampu dan terampilnya seseorang di dalam memperkokoh benteng perlindungannya dari terpaan ombak ujian itu tadi.

Orang yang berhasil membangun tembok pertahanannya secara sempurna, maka ia juga akan bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada siapa siapa yang ada di dekatnya. Namun, ketika ia gagal, atau bahkan membangun tembok itu hanya di landasi dengan nafsu dam ambisius duniawi semata, tak akan pernah ia mendapati kenyamanan itu. Berikut adalah beberapa keadaan yang akan seseorang dapatkan ketika ia membangun benteng pertahanannya hanya berdasarkan ambisi duniawi semata.

  • Mudah tersinggung
  • Mudah marah
  • Tidak termotivasi untuk melakukan sesuatu bahkan pada kebiasaan yang sering di lakukannya.
  • Takut dan gelisan secara berlebihan
  • Sedih dan menangis tiba tiba
  • Merasa terasing dari lingkungan sekitar
  • Tidak bisa nyenyak dalam tidurnya.

Itu adalah beberapa keadaan yang akan di alami seseorang ketika dirinya hanya berpatokan pada ambisius duniawi guna menghadapi terpaan gelombang badai ujian hidup. Semoga kita di jauhkan dari sifat tersebut, dan di jaga dari buruknya perangai hidup yang semakin keras dan kejam. Wallahu a'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun