Mohon tunggu...
Priyo Handoko
Priyo Handoko Mohon Tunggu... -

Dosen Fak Syari'ah IAIN Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Perilaku Lalu Lintas Cermin Perilaku Bangsa

22 Juli 2014   12:48 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:36 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TOKYO 19 JULI 2014

Semua orang sudah mengetahuinya bahwa kepadatan penduduk kota Tokyo Japan sangat tinggi dan aktifitas penduduk kota Tokyo dalam segala hal lebih tinggi jika dibanding Jakarta dan Surabaya. Perputaran roda ekonomi Tokyo lebih tinggi dibanding Jakarta dan Surabaya. Harga tanah dan harga harga barang jauh lebih tinggi Tokyo disbanding Jakarta dan Surabaya.

Dari semua kondisi ekonomi dan politik Tokyo yang serba “sibuk” tersebut disisi lain jalan-jalan di kota Tokyo tidak pernah macet atau macet total seperti kota Jakarta dn Surabaya. Perjalanan di Tokyo dapat diprediksi, sehingga jika kita mempunyai agenda di suatu tempat maka kita dapat menyiapkannya dengan cermat dan tepat waktu karena moda trnasportasi Tokyo taratur dengan baik dan terukur. Alhasil kota Tokyo walaupun salah satu kota tersibuk di dunia maka jalan jalannya tidak pernah macet.

Sekarang kita bangdingkan kota Jakarta dan Surabaya. Di kedua kota ini sangat jarang kita mendapatkan kondisi jalan yang nyaman dan aman serta bebas dari kemacetan. Kecuali Jakarta dan Surabaya saat Lebaran Idul Fitri memang sangat sepi karena penghuni kotanya pulang kampong.

Jakarta dan Surabaya jalan jalannya sangat krodit macet dan semrawut sehingga sudah tidak lagi nyaman untuk memakai jalan jalan di kedua kedua kota tersebut. Perilaku pemakai jalan yang semaunya sendiri ditambang penegakan hokum polisi dalam bidang lalu lintas yang tidak konsisten membuat kota Jakarta dan Surabaya semakin parah keadaannya. Bukan itu saja pemangku jabatan dalam bidang trnsportasi di Jakarta dan Surabaya tidak dapat berkeja secara optimal yang menyebabkan jumlah kendaraan dan luas jalan pada kota Surabaya dan Jakarta tidak proporsional.

Singkatnya kota Jakarta dan Surabaya jika disbanding dengan Negara tetangga kita terdekat saja kita kalah jauh. Perilaku warga dalam jalanan dan perilaku pejabat penyelenggara Negara dalam mengatur jalan yang tidak mampu hal ini mencerminkan bahwa urusan berbangsa dan bernegara kita juga sangat semwraut tidak sistematis.

Bandingkan seperti kota Paris, Amsterdam, Tokyo, Singapure, yang kondisi jalanya tertib dan teratur, berdampak signifakan dengan pelayanan publiknya. Pelayanan public di kota yang lalu lintasnya taratur pasti baik dan kepastian hukumnya baik.

Mudah mudahan pengumuman KPU tentang hasil Pilpres tanggal 22 Juli 2014 nanti siapapun Capres yang terpilih akan dapat meningkatkan kwalitas pelayanan public dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun