Mohon tunggu...
Erlitha Rahmawati
Erlitha Rahmawati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Semangat dalam menjalani hari~

Agroteknologi 2017 Solo-Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pangan 2019: Inovasi Pangan Terkini

29 Oktober 2019   22:27 Diperbarui: 29 Oktober 2019   22:36 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Dalam memperingati Hari Pangan Sedunia yang diperingati pada tanggal 16 Oktober 2019 dengan Tema "Our Action Are Our Future #Healthydiets, #Zerohunger2030" yang diselenggarakan di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah turut merayakan Hari Pangan Sedunia Tersebut pada tanggal 25 hingga 27 Oktober 2019 yang bertempat di Kampus 3 IAIN Salatiga. Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, semakin besar tingkat konsumsi pangan semakin besar pula nilai tambah yang dihasilkan daerah tersebut. Dalam hal ini akan mendorong penambahan pendapatan dan mempermudah pembangunan suatu daerah. Maka dari itu selayaknya negara kita yang besar akan pertaniannya ini harus punya kemandirian pangannya.

Dalam acara tersebut menghadirkan berbagai stand yang terkhusus kearifan lokal pengolahan pangan yang diwakili Dinas Pangan dari setiap Kabupaten dan Kota seluruh Provinsi Jawa Tengah, serta produk-produk pangan lokal yang ada di Kota Salatiga. Stand-stand tersebut menyajikan berbagai inovasi pangan yang menarik guna meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pangan miliki negara sendiri seperti singkong, ubi, jagung dan pangan tradisional lain yang khas. Selain itu juga terdapat stand yang menyediakan bibit, tanaman hias, dan peralatan-peralatan pertanian.

Beberapa stand menyajikan inovasi seperti singkong keju, nasi jagung, black garlic, memiliki pengunjung yang mengantri. Serta terdapat gunungan yang disusun rapi beberapa umbi-umbian seperti lobak, kentang dan singkong yang memiliki ukuran yang besar. Terdapat juga gunungan yang disusun rapi dari berbagai macam sayuran. Hal ini bertujuan agar masyarakat jaman now lebih memperhatikan bahwa terdapat banyak pangan dalam negeri tidak hanya tertuju hanya pada padi dan gandum saja. Diharapkan dapat lebih mencintai produk dalam negeri dibanding produk luar negeri seperti junk food dll yang lebih trending di kalangan masyarakat dibandingkan dengan pangan lokal sendiri yang mulai redup tenggelam seiring perkembangan teknologi.   

Kegiatan ini diadakan sebagai wujud rasa syukur atas melimpahnya pangan dalam negeri. Namun masih banyak sumber-sumber pangan yang belum sepenuhnya dimanfaatkan justru seringkali negara kita mengimpor pangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Oleh karena itu untuk mencapai kemandirian pangan, kegiatan ini penting untuk mendorong pengembangan-pengembangan dan inovasi produk pangan dalam negeri.

Tidak hanya berbagai inovasi pangan yang ditawarkan pada acara tersebut, terdapat lomba tanaman hias dan bonsai yang kemudian dijual belikan dan banyak yang laku terjual karena keindahannya. Kesan tersendiri setelah mendatangi pameran ini adalah bahwa terdapat banyak inovasi pangan masa kini yang tentunya lezat di lidah dan tidak mengecewakan dan bahkan ada beberapa makanan yang diitawarkan secara gratis. Selain tanaman bonsai terdapat inovasi pada tanaman cabai yang identic dengan kecil atau warna merah dan hijaunya, tetapi ada satu stand yang menyajikan inovasi cabai yang pastinya lucu dan imut dan dapat dicoba secara gratis. Dalam pameran ini juga disajikan hasil-hasil pengolahan dari tanaman perkebunan seperti jeruk, sawo belanda dan terdapat paguyuban hidroponik salatiga yang memiliki berbagai macam sayuran hidroponik seperti sejenis sawi, selada, kangkung dan bayam.

Inovasi-inosvasi yang hadir diharap mampu menarik minat masyarakat dalam penggunaan pengolahan bahan-bahan hasil anak bangsa sendiri. Jangan sampai produk-produk dalam negeri sendiri terjajah oleh produk-produk luar negeri. Diperlukan peran dan dorongan dari berbagai pihak, pemerintah, masyarakat, terutama kaum muda. Pertanian yang dianggap sebagai kegiatan yang tertinggal dan kurang diminati sudah semestinya kita kembangkan bersama sebagai generasi penerus bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun