Pak Min segera mengusap punggung anak itu, “Ayo, masuk. Kita sudah ketinggalan dua rakaat. Nanti malah tidak sempat Salat Isya.”
Haikal mengangguk, lantas mengikuti langkah Pak Min. Saat di depan pintu musala, Haikal kembali menengok ke pasar malam. Sepi, katanya, pada diri sendiri.[]
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!