Di balik ramainya media dengan diturunkannya Elfien Goentoro sebagai Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia dan digantikan oleh Marsda TNI Gita Amperiawan yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Niaga, Teknologi, dan Pengembangan PTDI.Â
Banyak yang telah lupa bahwa itu adalah hasil "karya" dari salah satu founding father, Habibie. Karya nya adalah bahwa Indonesia bisa membuat pesawat terbangnya sendiri, dengan gagasan pikiran bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang oleh karenanya jika ditempuh melalui jalur air maka akan menghambat dan lebih efisien menggunakan jalur udara.
Habibie memiliki keterampilan dalam kecerdasan, kita kadang lupa bahwa bukan hanya Candi atau Gunung tertinggi saja yang ajaib, tapi kecerdasan manusia pun patut diapresiasi, berikut adalah prestasi Habibie yang diakui internasional:
Crack Problem Solve atau lebih dikenal Crack Progression Theory, digunakan untuk menjelaskan titik awal retakan pada bagian sayap dan badan pesawat.Â
Dalam buku Smart Learning Skill 4.0 (2021) karya Miswan Thahadi, Habibie Factor merupakan rumus untuk mendeteksi titik awal keretakan, beserta perkembangannya. Sangat tidak mungkin jika ini hanya mengutamakan hafalan dan buku bacaan, diperlukan kecerdasan diatas rata-rata untuk melakukannya.Â
Tidak memandang darimanapun kita berasal, jika kita mampu dan rajin, maka dari Parepare atau pelosok Indonesia sekalipun, keberhasilan tidak pandang siapa dan dimana.
Habibie Factor merupakan rumus untuk mendeteksi titik awal keretakan, ini adalah konsekuen dari sebuah pemimpin, mencari benang merah dari masalah dan mencari titik temu yang agar bisa melaksanakan kepada tahap selanjutnya yaitu mencari solusi, Habibie mencari masalah yang sering teradi di setiap pesawat terbang, yaitu keretakan pada bagian sayap, kita pula tidak bisa menyelesaikan masalah hidup, pekerjaa, percintaan tanpa tahu apa yang sebenarnya jadi masalah dari hal tersebut.