Dunia Riven sekarang terasa kabur dan sunyi. Setiap harinya seakan berlalu tanpa makna, seakan ia berjalan tanpa tujuan. Ia terus berusaha untuk tampak baik-baik saja, tetapi dalam hatinya, semuanya terasa kosong. Darius pasti tahu ada yang salah, ia selalu bisa melihat lebih dalam.
"Riven..."
Darius memulai dengan suara yang lebih berat, penuh perhatian.
"Kau tidak seperti biasanya. Apa yang terjadi?"
Mereka duduk di sebuah kafe yang ramai, suara tawa dan percakapan orang lain hanya menambah kesunyian yang mengikat di antara mereka. Riven meneguk minumannya pelan, rasa pahitnya tak bisa mengubah keheningan yang menyelimutinya.
"Tidak ada apa-apa," jawabnya, berusaha menyembunyikan kebingungannya di balik kata-kata itu.
Namun jawabannya terasa kosong, seperti ada sesuatu yang hilang dalam setiap kata yang keluar.
Darius menatapnya tajam, tidak percaya.
"Riven, ini bukan tentang Elysia, kan?"
Riven menunduk, wajahnya seakan memucat mendengar nama itu. Kenangan tentang mereka, tentang perpisahan yang begitu menyakitkan, melintas begitu saja. Tidak peduli selama apapun, rasa itu tak akan pernah benar-benar hilang.