"Aku harus pergi, Riven."
Kali ini, ia tidak terburu-buru. Ia tidak mengucapkannya dalam bisikan panik atau emosi sesaat. Keputusan ini datang perlahan, seperti hujan yang turun perlahan sebelum akhirnya menjadi badai.
Riven tidak mencoba menahannya. Tidak kali ini. Ia hanya menatapnya lama, seolah ingin mengingat setiap detail wajahnya sebelum akhirnya berkata,
"If that's what you really want...."
Elysia berdiri, dan meskipun hatinya terasa berat, langkahnya terasa lebih ringan dari sebelumnya.
Ia memilih pergi. Dan kali ini, ia benar-benar akan melakukannya.
Elysia meninggalkan masa lalunya di belakangnya, dengan perasaan yang berat namun akhirnya menemukan keputusan untuk melepaskan. Namun, saat dia berjalan jauh, dia tahu bahwa meskipun hubungan mereka sudah berakhir, bayangan itu tidak akan pernah hilang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI