Mohon tunggu...
Rizqi Akbar Firdaus
Rizqi Akbar Firdaus Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Membaca adalah jendela dunia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terusir di Tanah Sendiri

14 September 2023   15:10 Diperbarui: 21 September 2023   13:16 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kelam menerpa rumah tercinta
Dari badai dahaga sang penguasa
Demi kepentingan harta
Berlabelkan nama negara
            Tuan rumah terabai
            Tamu dilambai
            Hati tuan rumah tersiksa
            Hati tamu dimanja
Tanah leluhur kami dijual
Kami dijegal
Mulut kami disumpal
Marah dibilang irasional
Kecewa dikata dangkal
            Miris
            Perasaan kami mengigil kelu
            Rona ceria sirna
            Hati waswas hidup awas
Tuhan tolong kami
Lindungilah kami

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Kata Guruku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun