Dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik. Definisi tersebut dikutip oleh Totok Jurnantorc di dalam buku miliknya yang berjudul Psikologi Dakwah. Beliau menyampaikan dari pengertian yang dituliskan, bahwa berdakwah diawali dengan kata-kata perintah dan menyeru manusia. Hal ini menjadi catatan penting bahwa berdakwah juga haruslah menggunakan cara dan langkah yang baik serta menghindari berdakwah dengan cara mencaci maki, kasar, dan memaksa.
Mengapa demikian? Mari kita tilik perjuangan Rasulullah SAW dalam berdakwah menyebarkan agama islam. Saat itu, tantangan yang dialami ketika melakukan dakwah di Makkah dan Madinah sangatlah berat ketika menghadapi kekejaman orang kafir dan penolakan bahkan ancaman pembunuhan. Nabi Muhammad berdakwah dengan sembunyi-sembunyi hampir tiga tahun lamanya dan berdakwah secara terang-terangan selama sepuluh tahun. Pengorbanan yang dilakukan melibatkan rasa kasih sayang kepada umatnya untuk melakukan hijrah dari kebodohan menuju jalan kebenaran. Rasulullah SAW selalu mengedepankan rasa sabar dan pemaaf serta tak pernah memaksakan kehendak selama berdakwah.
Bagaimana dengan era di masa kini? Apakah tantangannya semakin sulit dibanding masa zaman jahiliah? Tentunya saat ini, perkembangan dalam berdakwah memang sedang berkembang cukup signifikan. Namun, pembentukan perilaku dan akhlak yang sesuai dengan ajaran di dalam Al-Qur'an dan Hadis mulai perlahan memudar pada umat manusia. Menurut saya, inilah tantangan era masa kini yang sebenarnya tak seberapa ketika dibandingkan dengan perjuangan Rasulullah SAW yang begitu berat dan pedihnya. Hanya saja, kita malas untuk melakukan hal tersebut dan lebih fokus terhadap diri sendiri untuk memperbaiki dan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT daripada melakukan dakwah kepada orang lain.
Terkadang, manusia merasa dirinya tak pantas untuk berdakwah kepada orang lain, walaupun itu teman dekatnya sendiri. Peristiwa tersebut bisa terjadi dikarenakan berdakwah untuk diri sendiri saja sudah lalai dan tak sebaik kualitas keimanannya. Namun, sebenarnya kita sebagai layaknya manusia memang tak akan pernah menjadi diri yang sempurna sampai kapan pun selama hidup. Berdakwah bisa dimulai dari hal kecil melalui bentuk lisan, tulisan, dan perbuatan. Misalnya, mengajak orang lain untuk melaksanakan ibadah salat saja kita merasa sulit, karena biasanya dikatakan sok alim dan sok suci oleh orang yang tak suka melakukannya.
Kita sebagai manusia tidak perlu mendengarkan perkataan yang dilontarkan oleh mereka, baik itu ejekan atau hinaan yang membuat hati menjadi terluka. Manusia sudah sepatutnya untuk saling mengingatkan kepada sesama dalam menjalani kehidupan agar tidak lalai dan terjerumus dalam kesesatan, apalagi berkaitan dengan persoalan keagamaan sebagai sesama umat muslim. Berdakwah dapat dikatakan tidak diperbolehkan untuk memaksakan kehendak, bila kita sedang mengajak orang lain untuk menuju kebenaran dan ternyata diabaikan, maka sesungguhnya tugas kita hanya sebatas mengingatkan dan bukan untuk memaksa.
Selama melakukan dakwah, manusia harus berpegang teguh dengan prinsip dan ajaran Rasulullah SAW selama berdakwah di masa itu. Dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW bukanlah titik akhir perjalanan dalam berdakwah, namun sampai saat ini berdakwah juga menjadi tolak ukur dan tindakan penting karena berhadapan dengan tantangan era masa kini diantaranya revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, maraknya isu globalisasi, serta masih banyak lagi yang dapat memengaruhi perjuangan perjalanan sewaktu berdakwah. Strategi jitu yang dilakukan dalam berdakwah juga harus digunakan sebagai sarana menyampaikan dakwah, terlebih pula di masa modern saat ini.
Kemajuan teknologi saat ini sangat berkembang, sehingga generasi muda yang mengambil peran strategis dalam menebar dakwah. Mengapa generasi muda dikaitkan dengan dakwah? Pertanyaan ini mudah untuk dijawab, karena pemuda adalah kunci kesuksesan suatu bangsa. Bila generasi muda tidak mengambil peran untuk berdakwah, maka bisa saja keimanan akan luntur secara perlahan dan hancurnya negara ketika di masa depan akan terlihat dari keimanan dan ketakwaan generasi muda sebagai penerus bangsa. Itulah sebabnya generasi muda memiliki peran penting untuk melanjutkan misi dakwah yang dilakukan Rasulullah SAW.
Menurut Wardi Bachtiar, media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada penerima dakwah. Sarana berdakwah yang dapat dilakukan generasi muda bisa dimulai dengan memberdayakan jejaring media sosial. Berdakwah dengan media sosial adalah langkah dakwah yang efektif untuk dilakukan oleh para pemuda dengan memposting konten berupa desain, foto, dan video yang mengandung pesan dakwah. Berdakwah melalui media sosial tidak perlu dilihat dari seberapa banyak orang yang melihat dan menonton konten yang diunggah. Setiap orang yang melihat konten kita walaupun hanya 1 -- 10 orang itu menjadikan ladang pahala yang terus mengalir tanpa henti sampai kita telah selesai menjalani kehidupan di dunia fana ini.
Rasulullah SAW bersabda "Apabila seorang anak Adam mati, putuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariah atau ilmu yang memberi manfaat kepada orang lain atau anak saleh yang berdoa untuknya," (Sahih Muslim). Menurut pendapat saya, menebarkan kebaikan dengan pesan bermanfaat untuk orang lain lalu diunggah ke media sosial yang tak akan pernah hilang jejak digitalnya, maka ketika dilihat oleh orang lain menjadi ladang pahala yang berkah di sisi Allah SWT. Sebagai generasi muda yang beriman, seharusnya kita memulai pada diri sendiri untuk berdakwah menebarkan ajaran agama Islam dengan memanfaatkan kemajuan di era teknologi masa kini yang tentunya berdampak positif bagi diri sendiri dan orang lain sehingga kehidupan yang dijalani menjadi indah dan bermakna. Janganlah memanfaatkan kemajuan informasi dan teknologi ini untuk hal yang tidak baik dan menyimpang dari ajaran agama, oleh karena itu generasi muda sudah harus bisa memilah yang baik dan buruk untuk dilakukan sebagai tindakan akan langkah ke depan.
Perkembangan sarana media untuk berdakwah begitu banyak di jejaring media sosial, hanya saja saat ini generasi muda tidak sadar akan berdakwah. Sebagian besar masih memanfaatkan media sosial untuk berjoget di depan kamera yang tak tahu dimana letak urat malunya sebagai pemuda yang beriman. Sebaiknya lebih baik untuk mengunggah konten yang mengandung pesan dakwah dan menjadi nasihat untuk orang lain agar bisa mengintropeksi diri masing-masing daripada mengunggah konten yang menimbulkan syahwat dan tidak penting untuk dilakukan. Konten yang diunggah ke aplikasi media sosial bisa saja menjadi pahala atau dosa jariah yang terus mengalir, hal itu bisa terjadi karena tergantung dari isi konten yang dibagikan.
Peran media dalam berdakwah sangat penting di zaman modern ini yang digunakan sebagai alat perantara dalam rangka mencapai tujuan dakwah. Pesan-pesan agama yang disampaikan melalui media dakwah menjadi lebih efektif dan efisien karena ditunjang oleh teknologi yang canggih. Saat ini, orang tua sampai generasi muda menyukai mencari ilmu pengetahuan melalui jejaring media sosial di internet yang mudah diakses dan lebih cepat didapatkan. Peluang yang begitu besar untuk menyampaikan dakwah di media sosial juga tidak luput dengan para pendakwah yang harus melek pada teknologi masa kini.