Mohon tunggu...
Rizky Pratama Riyanto
Rizky Pratama Riyanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

We serve the nation and history.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi Tsunami Akibat Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara

18 April 2024   18:00 Diperbarui: 18 April 2024   18:05 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Gunung Ruang adalah gunung berapi yang menjulang tinggi sekitar 725 meter di atas permukaan laut, secara administratif gunung api tersebut berada di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara. Letusan pertama terjadi pada tahun 1808 dan terakhir tercatat pada tahun 2002. 

Saat ini, gunung tersebut mengalami erupsi kembali pada Rabu, 17 April 2024 pukul 01:08 WITA yang sebelumnya tercatat pada level siaga atau level III menjadi level awas atau level IV yang dilaporkan pada pukul 21:00 WITA oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). 

Sebelum gunung ini meletus terdapat ratusan gempa menerjang Kabupaten Kepulauan Sitaro yang terjadi sebanyak 2 kali sebelum kejadian. Saat itu, sebagian masyarakat mendengar suara dentuman dan gemuruh yang terjadi. Sebanyak 828 jiwa sudah mengungsi di Gedung BPU Kecamatan Tagulandang dan masyarakat lainnya berada di rumah kerabat dan saudaranya yang berada di daratan Pulau Tagulandang. Tidak hanya itu saja, warga yang menempati rumah dengan jarak 6 km dari Gunung Ruang tersebut dievakuasi dikarenakan erupsi gunung tersebut berpotensi tsunami.

Kepala Pusat Tsunami dan Gempa Bumi BMKG menerangkan bahwa peristiwa tsunami Gunung Ruang tercatat sudah terjadi pada tahun 1871 dengan ketinggian 25 meter hingga menewaskan sekitar 400 orang. Walaupun saat ini sedang adanya peringatan awas terhadap peringatan tsunami Gunung Ruang tersebut. BMKG belum menemukan gejala anomali pada muka laut yang mengindikasikan terjadinya tsunami. 

Namun, peringatan yang sudah dikeluarkan tetap dijadikan sebagai tingkat kewaspadaan terhadap bahaya terjadinya tsunami yang dapat terjadi. Meletusnya Gunung Ruang sampai mengeluarkan lava beserta kilatan petir yang menggegerkan warga setempat, peristiwa ini menghasilkan hujan abu vulkanik ketinggian 3000 meter di sekitar gunung tersebut. Fenomena alam ini dinyatakan wajar saja dikarenakan akibat letusan gunung berapi yang berupa ledakan dan memuntahkan bahan-bahan piroklastik sehingga disebut sebagai letusan eksplosif.

Erupsi yang terjadi ikut memicu aktivitas Gunung Awu yang berjarak 153 km dari Gunung Ruang dan berstatus siaga. Gunung ini juga mengalami peningkatan yang signifikan pada aktivitas gempa vulkanik. Gunung api yang mengalami erupsi ini bertipe stratovulkano karena termasuk jenis gunung berapi kerucut, dikenal sebagai gunung berapi komposit. 

Dikatakan gunung bertipe strato, dikarenakan gunung ini memiliki lava dan abu vulkanik yang mengeras. Terjadinya letusan gunung berapi tersebut menyebabkan adanya petir vulkanik yang terjadi di dalam gumpalan abu vulkanik dari hasil erupsi, peristiwa ini adalah fenomena yang biasa terjadi ketika gunung-gunung di Indonesia mengalami erupsi. 

Warga yang berada di Gunung Ruang harus mewaspadai adanya potensi tsunami yang terjadi hingga erupsi dinyatakan selesai. Selama erupsi terjadi, masyarakat dihimbau untuk menggunakan masker agar tidak terkena paparan abu vulkanik yang dapat menimbulkan gangguan sistem pernafasan.

Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey mengatakan bahwa sejumlah bantuan yang ditujukan kepada korban bencana erupsi gunung tersebut sudah disalurkan kepada warga yang terdampak. Bantuan yang dikirimkan diantaranya adalah kasur, masker, terpal, selimut, makanan, dan masih banyak lagi. Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara selalu memantau perkembangan erupsi Gunung Ruang agar bantuan masih bisa disalurkan sesuai kebutuhannya.  

Akibat dari erupsi tersebut menjadikan sebagian wilayah Pulau Tagulandang terkena imbas hujan batu dan kerikil ketika malam hari. Warga Kelurahan Balehumara di Kabupaten Sitaro menyampaikan bahwa rabu malam hari sempat terjadi hujan batu, atap rumah berdenting, dan gempa ratusan kali menerjang hingga terasa di Pulau Tagulandang. 

Tim SAR dan BASARNAS Manado sudah gerak cepat dan bersiap dalam penanganan bencana yang terjadi khususnya terhadap warga yang dievakuasi ke tempat pengungsian sementara selama terjadinya erupsi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun