Mohon tunggu...
rizskha amalia
rizskha amalia Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa UPN "Veteran" Jakarta

whatever you are, be a good one ✨

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Peran Jurnalis dalam Menjaga Kredibilitas Pemberitaan Media Online

9 Desember 2019   20:18 Diperbarui: 9 Desember 2019   20:35 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Berkembangnya media massa saat ini menjadikan masyarakat dengan mudah menemukan kebutuhan akan sebuah informasi, ditambah lagi dengan era new digital saat ini juga dapat mempermudah masyarakat dalam mencari sebuah informasi. Perkembangan media baru salah satunya media online yang saat ini digemari masyarakat khususnya generasi muda, menjadikan informasi-informasi dalam sebuah media online sulit untuk dipercaya kredibilitasnya.

 Media online tidak bisa lepas dari aspek kredibilitas yang harus dipertahankan. Kredibilitas sebuah media sangat penting bagi khalayak. Ada dua macam kredibilitas, yaitu kredibilitas terhadap sumber dan kredibilitas terhadap media. Kredibilitas dengan sumber dapat berkaitan dengan kepercayaan individu yang menulis berita tersebut, sedangkan kredibilitas media berkaitan dengan kesatuan yang lebih luas seperti televisi, koran, dan tentunya media online. Jadi, dapat dikatakan bahwa kredibilitas dapat dilihat dari individu dan media itu sendiri.

 Saat ini kredibilitas media online cukup buruk jika dilihat dalam segi penulisan berita yang disampaikan. Para jurnalis saat ini hanya berfokus pada kecepatan tanpa memverifikasi lebih dalam mengenai kasus yang sedang dipemberitaan, kenyataan buruk seperti ini yang memang saat ini sedang terjadi dalam dunia jurnalisme di Indonesia, hal tersebut seperti yang dikatakan oleh Haris Prabowo (23) yang merupakan  Jurnalis pada media online tirto.id.

 Dirinya mengatakan saat ini banyak sekali media -- media yang belum kredibel. Dalam artian tulisannya masih sangat pendek, tidak memakai cover both side, juga dalam pemberitaannya masih terbawa pada narasi si narasumber. Jadi, banyak jurnalis yang masih menelan mentah-mentah narasumber dan tidak memverifikasi omongan narasumber tersebut, juga banyak sekali media yang tidak mencantumkan data-data yang bisa konfirmasi omongan narasumber. Sedangkan dalam pemberitaan media tidak bisa kita serta merta nelan omongan narasumber, kita tidak tahu kebenarannya seperti apa, dan kita tidak bisa seenak jidat memberikan itu langsung kepada pembaca. Kalau misalnya ternyata itu bohong, berarti kita menyebarkan kebohongan juga.

 Dalam sebuah pemberitaan, lebih jauh Haris yang merupakan jurnalis pada media online tirto.id mengatakan bahwa ada baiknya memang dalam pemberitaan harusnya bisa tetap cover both side, mau sependek apapun beritanya. Minimal kalau tidak cover both side, paling tidak kita mencantumkan data-data lain. Data-data alternatif untuk bisa memberikan keseimbangan buat pembaca agar dapat memilah-milah informasi.

 Sebuah media online harus menyajikan sebuah berita dengan verifikasi yang ketat, jika sebuah media sudah mengutamakan hal tersebut bisa dikatakan bahwa media online tersebut kredibel, Haris juga menambahkan bahwa media online bisa dianggap kredibel jika melakukan verifikasi yang ketat, jika menjelaskan duduk perkara sebuah permasalahan dengan detail, dan jika menggunakan narasumber yang berkompeten.

 Dalam hal kredibilitas media online, jurnalis juga memiliki 'peran' utama sebagai gatekeeper dalam menulis sebuah pemberitaan. Hal ini dimaksudkan agar berita yang disajikan sesuai fakta yang ada dan dapat mengetahui mana pemberitaan yang layak dikonsumsi untuk masyarakat. Seperti halnya yang dikatakan Haris, dimana cara jurnalis dalam membentuk peran sebagai gatekeeper memang sangat penting yaitu hanya dengan bisa menaikan kredibilitas wartawan itu sendiri, kompetensi liputannya tidak asa-asalan dalam liputan, juga tidak asal-asalan dalam membuat berita, tidak memperkeruh situasi, menggunakan narasumber-narasumber yang berkompeten, kredibel, dan juga lebih membuat tulisan-tulisan panjang bukan berita-berita pendek yang isinya cuma 4 atau 5 paragraf tapi tidak menjelaskan konteks luas permasalahnnya seperti apa, berita-berita yang cuma jadi mentahan-mentahannya para narasumber sementara narasumbernya tidak kompeten. Kalau bikin berita harusnya sih bisa lebih panjang dan komprehensif. Baginya, itu merupakan cara jurnalisme untuk tetap menjadi gatekeepernya informasi yang lebih edukatif dan waras untuk pembaca di media online. 

 Jurnal Internasional: https://academic.oup.com/jcmc/article-abstract/12/2/478/4583013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun