Menuntut Ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim tanpa terkecuali. Setiap kalangan diwajibkan untuk mencari ilmu baik kalangan muda maupun tua,pejabat maupun rakyat sipil. Di zaman sekarang dengan kemajuan pesat di bidang teknologi, banyak cara dan media yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk digunakan sebagai washilah mencari ilmu, seperti Tiktok, Youtube dan lain sebagainya. Namun, dari sekian banyak media mencari ilmu tersebut, tetap tidak dapat mengalahkan keutamaan menghadiri majelis ilmu secara langsung.
Banyak sekali keutamaan yang dapat kita dapat dengan menghadiri majelis ilmu, di antaranya sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:ما اجتَمَعَ قَومٌ في بَيتٍ مِن بُيوتِ اللهِ تَعالى، يَتلُونَ كِتابَ اللهِ، ويَتَدارَسونَه بَينَهم؛ إلَّا نَزَلتْ عليهمُ السَّكينةُ، وغَشيَتْهمُ الرَّحمةُ، وحَفَّتْهمُ المَلائِكةُ، وذَكَرَهمُ اللهُ فيمَن عِندَه
Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya" (HR. Muslim no. 2699).
Di lain hadist, Rasulullah SAW bersabda:
وَعَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يرجع . رَوَاهُ التِّرْمِذِيّ
Barang siapa yang keluar dalam rangka mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah hingga ia kembali". (HR. At-Tirmidzi).
Hadist tersebut menjelaskan bahwa setiap orang yang berkumpul di suatu perkumpulan yang di dalamnya membahas ilmu Allah SWT, maka mereka akan diberikan rahmat oleh Allah SWT berupa para malaikat yang menaungi dan menyebut nama mereka sebagai bentuk memuliakan kepada mereka yang menghadiri majelis ilmu.
Namun, terkadang seseorang Ketika menghadiri majelis ilmu tidak sepenuhnya mengerti, atau, bahkan tidak mengerti sama sekali terhadap ilmu yang disampaikan oleh 'Alim (Guru). Lalu muncul suatu pertanyaan, dari sekian banyak keutamaan menghadiri majelis ilmu, apakah keutamaan tersebut hanya akan di dapatkan oleh orang-orang yang paham saja?
Dalam Kitab Hasyiyah I'anah ath-Tholibin 'ala Hall Alfazh Fath al-Muin Karya al-Allamah Abu Bakar Utsman Bin Muhammad Syatha ad-Dimyati disebutkan:
ويقال: من ذهب إلى عالم وجلس عنده ولم يقدر على حفظ شئ مما قاله أعطاه الله سبع كرامات، أولها: نال فضل المتعلمين. وثانيها: ما دام عنده جالسا كان محبوسا عن الذنوب والخطايا. وثالثها: إذا خرج من منزله نزلت عليه الرحمة. ورابعها: إذا جلس عنده نزلت الرحمة على العالم فتصيبه ببركته. وخامسها: تكتب له الحسنات ما دام مستمعا.
وسادسها: تحفهم الملائكة بأجنحتهم وهو فيهم. وسابعها: كل قدم يرفعها ويضعها تكون كفارة للذنوب ورفعا للدرجات وزيادة في الحسنات.
هذا لمن لم يحفظ شيئا، وأما الذي يحفظ فله أضعاف ذلك مضاعفة
Dikatakan: barang siapa yang pergi kepada orang 'Alim (Ulama) lalu duduk di sampingnya dan dia tidak mampu menghafal apapun dari yang disampaikan 'Alim, maka Allah akan berikan 7 (tujuh) kemuliaan: Pertama, dia akan mendapatkan keutamaan orang yang belajar. Kedua, Selama dia duduk di sisi orang 'Alim (Majelis ilmu) maka dia terhalang dari dosa dan kesalahan. Ketiga, ketika keluar dari rumahnya maka akan dihujani rahmat. Keempat, ketika dia duduk di samping orang 'Alim, maka rahmat turun kepadanya washilah dari keberkahan yang diturunkan kepada Orang 'Alim. Kelima, dicatatkan kebaikan baginya selama dia mendengarkan. Keenam, Mereka (Orang yang menghadiri majelis ilmu) dikelilingi oleh para malaikat dengan sayap-sayapnya, sedangkan orang tersebut termasuk bagian dari mereka. Ketujuh, Setiap langkah yang diangkat dan diletakan menjadi penghapus dosa dan pengangkat derajat, dan tambahan kebaikan. Hal ini di peruntukan bagi mereka yang tidak mampu menghafal apapun, sedangkan bagi orang yang mampu menghafal, maka akan mendapatkan berlipat-lipat ganda dari ketujuh kemuliaan tersebut." (hal. 59, Cet. Dar- As-Salam)
Dari keterangan tersebut, orang yang tidak paham dan tidak hafal apapun terkait apa yang disampai di majelis ilmu tetap mendapatkan banyak kemuliaan. Apalagi jika mengerti dan paham terkait apa yang disampaikan oleh seorang guru, maka akan lebih berlipat lagi kemuliaannya. Namun, hal tersebut bukan untuk validitas seseorang boleh mengabaikan apa yang disampaikan guru di majelis ilmu, tetapi untuk menumbuhkan semangat dan menyadarkan bahwa rahmat Allah itu tidak pernah luput bagi mereka yang mendedikasikan hidupnya untuk berjuang di jalan Allah dengan washilah menghadiri majelis ilmu.
NB: Dawuh guru penulis Pangersa Ibu Rahmatullahi Alaiha kerap menyebut istilah penuntut ilmu dengan penuntut berkah ilmu Allah, sebab pada hakikatnya ilmu yang "hinggap" di diri kita, merupakan murni milik Allah.
Referensi: Riyadh ash-Sholihin dan Ianah ath-Tholibin Jilid 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H