Mohon tunggu...
Rizqon Umi Nadhra
Rizqon Umi Nadhra Mohon Tunggu... -

Industrial Engineering - Telkom Institute of Technology Bandung

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ketika Desain Kelas yang Nyaman Mempengaruhi Proses Belajar-Mengajar

31 Mei 2014   19:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:53 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1401512995343378265

Kelas ialah ruangan belajar dan atau rombongan belajar yang dipakai oleh suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru.

Sebuah kelas tidak boleh sekedar diartikan sebagai tempat siswa berkumpul untuk mempelajari sejumlah ilmu pengetahuan. Ruang kelas diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mendidik anak-anak, yang tidak hanya harus didewasakan dari aspek intelektualnya saja, akan tetapi dalam seluruh aspek kepribadiannya. Ini menunjukan bahwa kelas adalah tempat yang sangat penting untuk bertukar pikiran antara dosen atau guru dengan para pelajarnya. Lingkungan kelas yang nyaman akan membuat proses belajar-mengajar menjadi lebih kondusif.

Namun secara psikologis, tidak semua anak bisa nyaman belajar di kelas. Ketika proses transfer learning terjadi, tidak bisa kita pungkiri bahwa ada beberapa siswa/mahasiswa yang mengantuk di kelas, atau tidak tahan duduk belajar di kelas dan tergesa-gesa meninggalkan ruangan kotak yang sehari-hari dipakai untuk belajar ini. Akibatnya hanya beberapa siswa/mahasiswa yang mendapat tahan duduk berlama-lama di kelas dan memahami pelajaran/kuliah sehingga mendapat nilai yang bagus.

Oleh karena itu untuk menciptakan kelas yang nyaman ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut antara lain lingkungan kelas, fatigue ,dan boredom. Ketiga faktor tersebut saling berkaitan, seperti contohnya jika kelasnya sudah nyaman dan tidak menimbulkan fatigue tetapi suasananya membosankan maka tidak akan ada kelas yang kondusif.

Biasanya penyebab boredom atau kebosanan adalah pekerjaan yang berulang-ulang. Menurut C.D. Fisher boredom adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, keadaan affective transientdimana individu merasa tidak berminat dan sulit untuk berkonsentrasi pada saat itu. Boredom terjadi ketika suatu bekerjaan di ulang terus menerus pekerja mirip dengan mesin/robot.pekerjaan yang tidak memerlukan logika, perhatian , konsentrasi dari pekerja dapat boredom. Untuk mengatasi masalah ini maka di perlukan “job rotation”. Job rotation adalah saling bergantian pekerjaan dengan pekerja – pekerja lain yang memiliki pekerjaan berbeda. Sehingga jika diterapkan di kelas, harusnya layout tempat duduk siswa harus diganti minimal seminggu dalam sekali agar tidak bosan.

Kemudian waktu istirahat yang terlalu lama dapat membuat siswa/mahasiswa kehilangan mood bekerjanya. Solusinya adalah dengan mengurangi waktu istirahat. Perlu diingat bahwa waktu istirahat yang terlalu sebentar juga tidak baik. Selain itu ketika pelajar dan mahasiswa tidak menyukai lingkungan kerja mereka, mereka akan merasa bosan. Untuk itu sangat penting menciptakan suasana yang nyaman, contohnya bisa dengan memutar music ketika jam istirahat.

Dari segi work environment, kondisi ruangan kkelas sangatlah berpengaruh terhadap perfomansi belajar siswa. Kondisi ruangan kelas yang baik akan berdampak baik bagi siswa. Dan kondisi ruangan kelas yang buruk seperti penerangan yang kurang, kelembaban udara yang tinggi, suhu ruangan tidak berada pada temperatur optimal akan berdampak pada meningkatnya frekuensi terjadinya kecelakaan, mempengaruhi kesehatan pelajar, ketika pelajar sakit pelajar tidak akan masuk sekolah/kuliah, dan kalaupun masuk perfomansi kerjanya tidak maksimal.

Pencahayaan yang dianjurkan adalah sebesar 60 Lux. Pencahayaan akan mempengaruhi konsentrasi mahasiswa ke papan tulis, maupun terhadapa dosen. Semakin rendah pencahayaan yang digunakan akan menyebabkan mata bekerja lebih keras, yang kemudian menyebabkan kelelahan, sakit kepala, dan gangguan lainnya. Cahaya yang redup juga dapat mengurangi semangat mahasiswa dan bisa saja menyebabkan kantuk.

Fatigue merupakan suatu fenomena penting dalam proses belajar mengajar karena fatique membuat banyak sekali masalah seperti penurunan produktivitas, stress, kecapekan, kelelahan, dan kelemahan. Faktor penyebab terjadinya fatique pada pelajar sangatlah banyak. Bisa karena umur, jam tidur pelajar, lamanya jam pembelajaran, jenis jenis pelajaran, jam istirahat pelajar, lingkungan pembelajaran yang buruk(kebisingan, cahaya kurang/berlebih, kelembaban udara terlalu tinggi/rendah, suhu tidak berada pada temperatur optimal, dll.

Maka untuk mencapai kelas yang nyaman, yang harus diperbaiki adalah bayangan, untuk menghindari bayangan yang tidak diinginkan atau mengganggu konsentrasi, maka penempatan lampu atau sumber cahaya harus tepat. Silau, digunakan pencahayaan 60 Lux yang tidak terlalu terang sehingga tidak menyilaukan mata. Kemudian reflektansi (pantulan), agar cahaya tidak memantul maka digunakan papantulis pada umumnya, bukan kaca seperti di ruang B107 dan semacamnya, karena permukaan kaca akan memantulkan cahaya yang dihasilkan dari lampu atau sumber cahaya. Lalu refleksi, digunakan papan tulis berbahan kayu karena tidak akan memberikan refleksi (cerminan), jika kaca maka akan menghasilkan cerminan gambar diri, jika ada refleksi maka konsentrasi mahasiswa akan terganggu.

Menurut Tichawuer bahwa tingkat produktifitas paling tinggi dicapai pada kondisi suhu antara 75-80 oF (24-27 oC), dikarenakan suhu tersebut merupakan suhu normal tubuh manusia. Suhu yang tinggi akan mengakibatkan tubuh mudah berkeringat, panas, dan dehidrasi yang akan mengganggu konsentrasi dan produktivitas baik dosen maupun mahasiswa. Begitu juga sebaliknya jika suhu dingin, maka konsentrasi dosen dan mahasiswa lebih tertuju pada bagaimana cara mereka menghangatkan tubuh.

Desain kelas penulis menggunakan Air Conditioner, jadi suhu ruangan bisa diatur oleh Air Conditioner tersebut dan disarankan berada pada suhu 24-27oC. Ventilasi udara kelas menggunakan jendela yang diletakan di sebelah kiri dan kanan kelas. Juga ventilasi kecil yang diletakan di sebelah kiri, kanan, dan belakang kelas bagian bawah. Ventilasi kecil tersebut berfungsi memasukan udara dari luar kelas ke dalam kelas, sedangkan jendela berfungsi mengeluarkan udara yang ada di dalam kelas, jadi kelas tersebut memiliki sirkulasi udara yang baik. saat ac dinyalakan jendela akan ditutup. Perlu diketahui cara kerja ac adalah memutar udara di dalam ruangan sehingga diperlukan pergantian udara melalui ventilasi. Jika tidak dilakukan pergantian udara, kadar oksigen ruangan tersebut akan rendah sehingga mengganggu kinerja tubuh mahasiswa dan dosen.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi kondusifitas dikelas yaitu work environment, boredom, fatigue dan faktor lainnya. Kita harus memperhatikan kesemua faktor ini supaya proses transfer learning di kelas meningkat. Contohnya untuk work environment kita bisa mengatur suhu, kebisingan dan kondisi atmosfer. Sedangkan untuk boredom-nya kita bisa mengatur dari sisi Ambience. Selain itu kita juga harus memperhatikan kelelahan fisik dan psikologis yang dialami oleh pelajar. Faktor lainnya seperti penambahan atau peletakan artribut di ruang kelas juga merupakan faktor yang harus diperhatikan, karena kedua faktor ini mempengaruhi work environment, boredom dan fatigue.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun