Mohon tunggu...
RIZQIYA WIDYANDINI
RIZQIYA WIDYANDINI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Tanjungpura

menonton, memasak, menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perekonomian Keluarga Terancam akibat Kepala Keluarga yang Jatuh Sakit

13 April 2024   08:33 Diperbarui: 13 April 2024   08:53 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Desa Nirwana, Kec. Sui Kakap, Kabupaten Kubu Raya. Disini kami mewawancarai Ibu Nike, beliau bercerita mengenai keluarganya yang hidup serba keterbatasan, bahkan akses jalan menuju ke rumah Bu Nike harus berjalan kaki, karena kondisi jalan yang kecil untuk dilalui motor. 

Ibu Nike berusia 45 tahun dengan latar belakang pendidikan tidak sekolah dan suaminya bernama Pak Hasan berusia 48 tahun dengan latar belakang pendidikan tidak bersekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang tidak bersekolah, Bu Nike dan Pak Hasan sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang memiliki pendapatan yang memadai. Dari pernikahan tersebut Bu Nike dan Pak Hasan dikaruniai 7 orang anak. Anak pertama bekerja membelah ikan asin yang digaji sebesar Rp 50.000 / 10 kg ikan asin, anak kedua sudah menikah dan tinggal di Putusibau, anak ketiga bekerja sebagai tukang bangunan dan tinggal di Putusibau bersama anak kedua, anak keempat masih sekolah kelas 3 SMA, anak kelima hanya tamatan SD dan tidak lanjut sekolah, anak keenam masih sekolah kelas 1 SD, anak terakhir masih balita.

Kehidupan keluarga Bu Nike mulai tidak baik semenjak Pak Hasan terserang stroke. Pak Hasan juga didiagnosa mengalami gangguan saraf pada otak yang menyebabkan emosi Pak Hasan tidak stabil, kadang menangis, marah dan menjadi pelupa. Sebelum sakit Pak Hasan bekerja sebagai nelayan dan kehidupan keluarga mereka terbilang cukup baik dengan pendapatan pak Hasan Rp 200.000/hari. Untuk berobat Bu Nike dan keluarga pergi ke puskesmas secara gratis hanya dengan membawa kartu keluarga (KK) saja. Pak Hasan hanya diobati di Puskemas dan terapi alternative daerah.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Bu Nike membantu para tetangganya dengan beres-beres rumah dan mencuci pakaian, yang hanya diupah Rp 50.000 / hari. Bu Nike juga bercerita bahwa tidak setiap hari ada tetangga yang ingin memakai jasanya itu. Terkadang anak pertamanya juga turut membantu dalam memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi tidak sering karena penghasilannya yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhanya sendiri. Anak Bu Nike yang berada di Putusibau terkadang juga mengirim uang sebesar Rp 300.000/tahun. Jika hanya mengharapkan penghasilan dari Bu Nike dan anaknya tentu saja pastinya tidaklah cukup untuk menghidupi keluarga kecil mereka.

Keluarga Bu Nike mendapatkan bantuan yaitu bantuan PKH anak sekolah (SD dan SMA) jika ditotalkan sebesar Rp 1.000.000 saat pertama kali dapat, dan untuk saat ini PKH yang diterima hanya sebesar Rp 750.000 untuk 3 bulan sekali, itupun tidak menentu kapan dana PKH tersebut cair. Kemudian pada saat pemilu kemarin, Bu Nike mendapatkan bantuan pangan berupa beras 5kg, indomie 5 bks, susu 2 kaleng, minyak 2 liter dan gula pasir 2 kg dari gubernur.

Pengeluaran Bu Nike perhari Rp 50.000, biasanya untuk membeli bahan makanan, voucher listrik dan jajan untuk anaknya sekolah sebesar Rp 2.000. Jika gas untuk memasak habis, Bu Nike akan menggunakan kayu bakar sebagai penggantinya dan untuk listrik, Bu Nike memiliki daya 900 VA dengan pembelian voucher Rp 20.000/minggu.

Kondisi Rumah Bu Nike

Rumah dengan luas 4m x 6m dibangun diatas tanah yang diberi oleh orang lain, Bu Nike mendapatkan bantuan bedah rumah pada tahun 2021, yaitu berupa pemberian bahan-bahan bangunan. Tetapi berdasarkan penuturan Bu Nike, rumah tersebut juga masih banyak menggunakan dana pribadi. Rumah Bu Nike beratap seng, dinding dari semen kasar, lantai dari papan kayu, dan triplek sebagai sekat antar ruangan.

Rumah Bu Nike memiliki ruang depan yang digunakan untuk menonton TV dan kumpul keluarga kecil mereka, kemudian pada bagian belakang terdapat dapur dengan lantai papan yang sudah rapuh serta berlubang. Bu Nike juga memiliki 2 kamar, dimana kamar tersebut tidak memiliki tempat tidur, jadi keluarga Bu Nike tidur dengan beralaskan tikar saja.

Dokumentasi Pribadi 
Dokumentasi Pribadi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun