Dalam dingin aku berselimut rindu yang tak ku inginÂ
Bukan untuk menghangatkan, namun merindumu aku malah tertikamÂ
Terdiam pada derajat dua puluh enam, kau menusukku dengan seribu bungkam
Segala memori berputar tanpa arahan, mengajakku menari dengan kenang yang utuh dalam ingatanÂ
Aku rindu..
Namun kau semakin jauh..
Entah sampai kapan aku memendam rindu yang tak berTuanÂ
Hari demi hari hati dipenuhi sayatan, dan..
Lalu untuk apa aku berpuisi? Jika yang tersajak tak pernah mengerti?
Ya Tuan, kau bagai cerita yang tak berkisahÂ
Kau bagai tokoh yang tak berperan kokohÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!