Evolusi dan Perubahan Bahasa Indonesia di Era Digital : Antara Tradisi dan Inovasi

Bahasa Indonesia mengalami banyak perubahan di era digital saat ini karena pengaruh teknologi informasi dan komunikasi, globalisasi, serta kebiasaan masyarakat. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 221.563.479 jiwa dari total populasi 278 juta jiwa pada tahun 2023. Hal ini mendorong dinamisasi bahasa Indonesia dalam beberapa aspek, antara lain:

• Penyerapan kosakata asing: Penyerapan kosakata asing merupakan proses alami yang terjadi seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi lintas negara yang semakin intens. Contohnya dalam dunia bisnis, istilah seperti startup, marketing dan networking juga sering digunakan dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya, tetapi cara pengucapan dan penulisan disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
• Perubahan gaya Komunikasi : Komunikasi digital seperti pesan teks dan media sosial cenderung menggunakan bahasa yang lebih singkat seperti "mager" (malas gerak) atau "gpp" (nggak apa apa) dan lain lain.

Perkembangan bahasa membawa dua sisi yang saling berdampingan dimana di satu sisi memberikan peluang bagi bahasa indonesia untuk berkembang dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan zaman. Bahasa Indonesia menjadi lebih fleksibel dan mudah menyerap berbagai istilah baru terutama dalam bidang sains dan teknologi.

Namun disisi lain, pengaruh bahasa asing yang semakin kuat dapat mengancam keaslian bahasa indonesia, terutama jika istilah-istilah asing diadopsi tanpa penyesuaian yang tepat. Tidak hanya itu, apresiasi terhadap kekayaan bahasa Indonesia, seperti kosakata tradisional dan karya sastra, juga semakin berkurang akibat pengaruh globalisasi dan digitalisasi yang lebih menonjolkan budaya asing. Hal ini menjadi tantangan untuk tetap menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia di tengah perkembangan zaman.