Mohon tunggu...
Rizqi Maghf
Rizqi Maghf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dengan fokus ilmu pemerintahan dan politik, sangat asik ketika membicarakan tentang keadaan dan masa depan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Baliho Kampanye Menjadi Sampah Jalanan

20 Februari 2024   20:00 Diperbarui: 20 Februari 2024   20:02 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tentunya memang tidak ada hal yang sengaja, namun seharusnya hal ini bisa menjadi evaluasi dan perbaikan, namun kenyataannya paska insiden tersebut seakan tidak ada tindakan tegas dari peserta pemilu dan Penyelenggara Pemilu, seakan mereka tutup mata akan banyaknya kasus tersebut dan hanya berjanji memperbaiki. Hingga saat ini belum ada calon presiden dan wakil presiden ataupun calon legislative yang memberikan ketegasannya untuk tidak melanjutkan kampanye visual melalui baliho besar, tetapi keadaan lapangan sebaliknya, ketika baliho dicabut dilaporkan ke bawaslu dan di ganti dengan baliho baru di tempat yang sama bahkan terkadang jumlahnya ditambah. 

Padahal, Ketika ada calon yang memiliki pemikiran pembaharu dan tau akan fungsi perannya memilih untuk mencabut baliho dan mengganti dengan strategi lain tentu akan membawa atensi publik. Memungkinkan untuk savage strategi, ketika ada berani speak up dan memberikan pandangan logic nya mengenai dampak baliho yang membahayakan, tentu akan mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat. Apapun dapat digunakan sebagai strategi branding dan ketika strategi itu baru dan berciri khas, hal tersebut jauh lebih efektif dibandingkan dengan strategi kuno.

Simpulannya yakni fenomena alat peraga kampanye membuat keindahan kota menjadi hilang, hal visualisasi masyarakat seakan direbut demi kepentingan politik saja, serta hanya akan menjadi sampah ketika selesai masa kampanye. 

Berbagai kritik dari media sosial sangat marak, ada yang menyebutnya jalanan sudah menjadi TPA atau Tempat Pembuangan Akhir, ada yang menyebutnya sampah jalanan dan banyak lagi. Branding visual tentu dapat menjadi indicator kratif dan tidaknya peserta pemilu dan partai politik, ketika cara-cara dilakukan dengan modern, artinya ruang kreativitas ada dalam tubuh peserta pemilu dan partai politik, sebaliknya ketika kampanye masih dilakukan dengan cara-cara kuno, maka dapat disimpulkan peserta pemilu atau partai politiknya masih bersifat kuno dan monoton.

 

Daftar Pustaka

Hikmah Yatu Nuri. (2024). “Banyak APK Semrawut dan Meresahkan di Jakarta Warga Diminta Tidak Tertibkan Sendiri”. Diakses pada 13 februari 2024 pukul 10.19. https://wartakota.tribunnews.com/2024/01/23/banyak-apk-semrawut-dan-meresahkan-di-jakarta-warga-diminta-tidak-tertibkan-sendiri.

Kurniawan Bagus. (2024). “Sesat Pikir Caleg Songsong Pemilu. Diakses Pada 13 februari 2024 pukul 10.21. https://www.kompas.id/baca/opini/2024/02/05/sesat-pikir-caleg-songsong-pemilu

Purbaya Adhitya Angling. (2024). “2 Siswi SMK di Kebumen Tertimpa Baliho Caleg Saat Naik Motor, 1 Tewas”. Diakses pada 7 Februari 2024 pukul 23.04. https://news.detik.com/berita/d-7138060/2-siswi-smk-di-kebumen-tertimpa-baliho-caleg-saat-naik-motor-1-tewas.

Selamet Ikbal. (2024). “Pemotor Tertimpa Baliho Caleg di Cianjur, Korban Patah Tulang”. Diakses pada 7 februari 2024 pukul 23.23.https://www.detik.com/jabar/berita/d-7158086/pemotor-tertimpa-baliho-caleg-di-cianjur-korban-patah-tulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun