Mohon tunggu...
Rizqi Khanif123
Rizqi Khanif123 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan

Hallo aku Rizqi Khanif Harika mahasiswi UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toleransi dan Tradisi Kebudayaan di Desa Kulu

6 Oktober 2023   19:30 Diperbarui: 6 Oktober 2023   19:38 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber : Dokumen pribadi suasana di desa kulu

Pekalongan- Desa Kulu Karanganyar adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Karanganyar, kabupaten Pekalongan, provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Pusat kantornya terletak di Balong, asal usul dinamakan desa "Kulu" karena dahulu di candi daerah Balong ada raja yang memakai kulu. 

"Dahulu di candi daerah Balong ada raja yang memakai kulu makanya dinamakan desa Kulu, kebenarannya pun saya kurang tau" Ujar salah satu warga desa Kulu

Masyarakat desa Kulu mayoritas memeluk agama islam namun juga ada yang memeluk agama Kristen, di desa tersebut moderasi beragama sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat karena masyarakat Kulu memiliki komitmen yang kuat terhadap persatuan bangsa, toleransi agama dan anti kekerasan, sehingga menciptakan rasa persaudaraan dan kerukunan yang kuat antar umat berbeda agama. Uniknya disana ada tempat ibadah Gereja yang berdekatan dengan sekolah islami, namun tidak menjadikan masyarakat setempat merasa terganggu, akan tetapi hal tersebut semakin menguatkan rasa toleransi yang tinggi. 

Input sumber gambar: Dokumen pribadi Gereja desa kulu
Input sumber gambar: Dokumen pribadi Gereja desa kulu

Menurut bapak Setyo Nimpuno selaku kepala desa Kulu ada beberapa tradisi budaya atau festival yang berlangsung di desa Kulu kecamatan Karanganyar. Seperti , Pagar wayang golek atau kulit yang dilakukan 2 tahun sekali, Seni kuda lumping turonggo jati buana nuswantoro, marawis, nyadran, sedekah bumi, festival Karanganyar, festival pekan kebudayaan pekalongan dan masih banyak festival-festival lainnya. Acara-acara ini menampilkan kekayaan warisan budaya daerah, termasuk musik tradisional, tari, dan seni batik. Pengunjung yang datang dapat merasakan budaya lokal yang dinamis serta belajar tentang tradisi, adat istiadat daerah tersebut.

"Alhamdulillah disini masih banyak kebudayaan lokal yang masih aktif seperti seni kuda lumping TJBN, nyadran, marawis, pagar wayang" Ujar bapak Setyo Nimpuno

Desa Kulu memiliki tempat yang strategis sehingga tak heran ada beberapa restoran, caffe, tempat wisata dan tempat penginapan di desa tersebut, salah satu restoran yang terkenal di desa Kulu adalah "Ratu Bali" Sebuah tempat makan yang bernuansa Bali, harganya terjangkau dan tempatnya aesthetic sehingga tak jarang banyak muda mudi yang berkunjung. 

dokpri
dokpri

Rizqi Khanif Harika, Mahasiswi UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun