Mohon tunggu...
Rizqi Iskarimah
Rizqi Iskarimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi PGSD UM Kuningan

Mahasiswa Prodi PGSD UM Kuningan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan Sosial dan Budaya Dalam Adaptasi Teknologi Pendidikan di Pedesaan

17 Januari 2025   08:10 Diperbarui: 17 Januari 2025   08:13 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemajuan teknologi telah membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai bentuk aspek kehidupan, termasuk di bidang pendidikan. Teknologi pendidikan kini menjadi alat penting untuk mendukung proses pembelajaran, terutama di era digital. Namun, pada kenyataanya adaptasi teknologi pendidikan di daerah pedesaan tidak semudah yang ada di daerah perkotaan. Terdapat berbagai tantangan sosial dan budaya yang perlu diatasi agar teknologi dapat dimanfaatkan secara optimal di wilayah pedesaan tersebut. Salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan infrastruktur teknologi di daerah pedesaan. Banyak desa yang masih menghadapi masalah jaringan internet yang lambat atau bahkan tidak tersedia. Selain itu, ketersediaan perangkat teknologi seperti komputer, tablet, atau smartphone seringkali masih sangat terbatas. Hal tersebut membuat akses terhadap teknologi pendidikan menjadi sulit bagi siswa dan guru yang ada di daerah pedesaan. Guru memiliki peran sentral dalam proses pembelajaran berbasis teknologi. Namun, banyak guru di pedesaan yang belum mendapatkan pelatihan yang memadai untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam metode pengajaran mereka. Tanpa pelatihan yang cukup, sulit bagi guru untuk memanfaatkan teknologi pendidikan secara efektif. Selain itu, hambatan ekonomi juga menjadi kendala yang signifikan dimana banyak keluarga di pedesaan tidak mampu membeli perangkat teknologi atau membayar biaya internet karena keterbatasan anggaran sering menjadi kendala utama dalam penyediaan perangkat teknologi dan pelatihan. Sekolah-sekolah di pedesaan sering kali bergantung pada anggaran terbatas yang tidak mencukupi untuk membeli perangkat keras, membangun infrastruktur internet, atau menyelenggarakan pelatihan literasi digital bagi guru dan siswa. Hal ini menyebabkan kesenjangan digital antara siswa di daerah perkotaan dan pedesaan semakin lebar.

Adapun tantangan lainnya seperti rendahnya literasi digital yang berada di kalangan siswa, guru, dan masyarakat pedesaan menjadi tantangan berikutnya. Banyak orang belum terbiasa menggunakan teknologi untuk tujuan pendidikan dan cenderung memanfaatkan perangkat hanya untuk kebutuhan dasar seperti komunikasi atau hiburan saja. Nilai-nilai budaya lokal juga memengaruhi penerimaan teknologi. Beberapa komunitas memiliki pandangan terhadap teknologi modern, khawatir akan dampak negatif terhadap nilai-nilai tradisional. Selain itu, kurangnya pelatihan khusus bagi guru untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam metode pembelajaran mereka menambah kesulitan dalam mengadopsi teknologi pendidikan.

Adaptasi teknologi pendidikan di pedesaan merupakan tantangan yang kompleks karena melibatkan berbagai aspek sosial dan budaya. Namun, dengan pendekatan yang tepat dan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, tantangan tersebut dapat diatasi. Dengan demikian, teknologi pendidikan dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pedesaan dan mengurangi kesenjangan pendidikan di Indonesia.

Adapun Solusi untuk mengatasi tantangan sosial dan budaya dalam adaptasi teknologi pendidikan di pedesaan, beberapa langkah berikut dapat dilakukan:

Langkah pertama, pelatihan dan Pendidikan, pelatihan untuk siswa dapat diajarkan cara menggunakan perangkat teknologi dalam kegiatan belajar sehari-hari, seperti mengakses bahan ajar digital, menggunakan aplikasi pembelajaran, atau berkomunikasi dengan guru secara daring. Selain itu guru juga perlu dilatih tidak hanya untuk menggunakan perangkat teknologi, tetapi juga untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum. Misalnya, pelatihan tentang bagaimana menggunakan platform pembelajaran daring, membuat bahan ajar digital, atau memanfaatkan alat seperti presentasi interaktif. Serta pelatihan melibatkan orang tua dan anggota masyarakat lainnya melalui program pelatihan berbasis komunitas. Fokusnya adalah pada keterampilan dasar, seperti cara mengoperasikan perangkat, menggunakan internet, dan mengakses layanan pendidikan daring.

Langkah kedua peningkatan Infrastruktur Teknologi, Pemerintah dan penyedia layanan telekomunikasi perlu bekerja sama untuk meningkatkan akses internet di pedesaan. Selain itu, program subsidi untuk perangkat teknologi juga dapat membantu masyarakat pedesaan mendapatkan akses yang lebih mudah.

Langkah ketiga edukasi dan Literasi Digital, Program pelatihan literasi digital bagi siswa, guru, dan masyarakat umum perlu diperbanyak. Dengan demikian, masyarakat pedesaan dapat lebih percaya diri dalam menggunakan teknologi untuk mendukung proses pendidikan.

Langkah keempat pendekatan Budaya, Teknologi pendidikan perlu disesuaikan dengan nilai dan budaya lokal agar lebih mudah diterima. Misalnya, membuat konten pembelajaran berbasis digital yang mengangkat kearifan lokal.

Langkah terakhir melibatkan komunitas lokal dalam proses implementasi teknologi pendidikan dapat meningkatkan penerimaan masyarakat. Dengan cara ini, teknologi dapat dilihat sebagai alat yang memperkuat nilai-nilai komunitas, bukan mengancamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun