SMP Islam Insan Kamil Wonoayu adalah sekolah berbasis pesantren (Boarding School). Oleh karena itu, telah diketahui dalam proses pembelajaran banyak peserta didik kurang bersemangat dalam belajar. Hal ini disebabkan kurangnya motivasi belajar peserta didik, padatnya aktivitas peserta didik dalam kegiatan rangkaian pondok menyebabkan mereka kurang maksimal dalam mengikuti proses pembelajaran yang kurang menarik. Selain itu kesadaran diri peserta didik tentang pentingnya belajar masih kurang maksimal sehingga berakibat pada menurunnya motivasi belajar peserta didik. Hal ini bisa terlihat dari sikap peserta didik sebagai berikut :
- Peserta didik merasa bosan di dalam kelas karena terlalu padat pembelajaran yang dilakukan sehingga cepat merasa lelah dan kurang bersemangat
- Peserta didik kurang memperhatikan penjelasan guru karena pembelajaran kurang menyenangkan
- Peserta didik kurang aktif pada saat proses pembelajaran
- Hasil belajar peserta didik masih rendah
- Peserta didik tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan maksimal belum terbiasa menyelesaikan permasalahan secara kontekstua
- Peserta didik tidak mau bertanya kepada guru saat mereka mengalami kesulitan memahami  materi atau menjawab soal pada kegiatan evaluasi.
- Peserta didik mengalami kesulitan dalam mengemukakan pendapat di muka kelas
Kondisi tersebut juga terjadi karena kurangnya penggunaan model pembelajaran yang bervariatif,seperti model pembelajaran problem based learning (PBL). Project Based Learning (PJBL) atau yang lainnya, kurangnya penggunaan media pembelajaran yang inovatif dikelas dan kurang melakukan pendekatan yang intensif dengan peserta didik.
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran PBL dengan menggunakan pendekatan TPACK pada peserta didik kelas 8 di SMP Islam Insan Kamil Wonoayu. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran ada beberapa tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu:
- Guru masih terbiasa menggunakan metode pembelajaran secara konvensional menggunakan metode ceramah (Teacher Center). Â Sehingga hal ini menyebabkan peserta didik terbiasa mendapatkan sumber informasi dari guru, tidak terbiasa menggali informasi secara mandiri
- Peserta didik cenderung pasif saat pembelajaran, khususnya untuk mengemukakan pendapatnya pada saat diskusi kelas disebabkan siswa cenderung tidak berani mengemukakan pendapatnya
- Kendala pada saat menerapkan model pembelajaran PBL yaitu peserta didik kesulitan dalam merumuskan masalah karena belum terbiasa
- Peserta didik tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan maksimal belum terbiasa menyelesaikan permasalahan secara kontekstual
- Tantangan berikutnya adalah guru kurang menguasai pembelajaran yang inovatif sesuai karakteristik siswa adalah akar penyebab masalah guru belum maksimal dalam membuat pembelajaran inovatif.  Penggunaan metode pengajaran yang bervariatif dan inovatif dapat memberikan variasi belajar terhadap siswa. Hal ini membuat siswa tidak bosan dan akhirnya dapat fokus terhadap pembelajaran di kelas.yang ada dalam persiapan terknis pembelajaran diantaranya yaitu guru harus merancang perangkat pembelajaran yang inovatif, pembelajaran inovatif harus disertai penggunaan Teknologi misalkan dalam memantau pemahaman  peserta didik kita menggunakan platform Quizizz untuk mengetahui ketercapaian kegiatan pembelajaran.
Menurut Sardiman (2011), Cara menggerakkan motivasi belajar siswa ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, di antaranya:
- Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya
- Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah.
- Kompetisi Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar
- Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting
- Memberi Ulangan Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan
Untuk itu, langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan antara lain strategi apa yang digunakan:
1. Â Â Pemilihan media pembelajaran inovatif
Guru menggunakan media pembelajaran yang kontekstual yang dapat membantu dalam menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik sehingga peserta didik lebih berminat dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Proses pembuatan media pembelajaran inovatif dibuat oleh guru sendiri dimulai dari mendesain bentuk media dan membuat rancangan sesuai dengan desain rancangan pembelajaran.sumber daya yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran ini yaitu: bahan ajar, LKPD, jaringan internet aplikasi Quiziz, dan PPT
2. Merumusakan solusi yang sesuai untuk mengatasi masalah dengan menerapkan model belajar PBL
3.  Menyusun modul pembelajaran yang menerapakn model pembelajaran PBL dengan Pendekatan Saintifik berbasis TPACK dengan menggunakan media pembelajaran yang interaktif. Menggunakan model PBl, model ini merupakan model berbasis masalah untuk ditemukan solusinya, dalam hal ini penulis menerapkan pembelajaran yang menarik dan memberikan stimulus dengan memberikan  LKPD agar peserta didik dapat bernalar kritis terhadap LKPD yang kerjakan secara diskusi kelompok dengan model pembelajaran berbasis PBL
4. Meningkatkan keaktifan peserta didik
- Strategi yang dilakukan guru untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran yaitu merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan mengembangkan RPP dan Lembar Kerja (LKPD) yang berpusat pada peserta didik terkait   dengan Kompetensi dasar, Indikator, dan Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
- Proses pengembangan RPP yang berpusat pada peserta didik dengan menentukan kegiatan-kegiatan pembelajaran apa saja yang bisa mengaktifkan peserta didik dan berpartisipasi aktif dalam seluruh rangkaian proses pembelajaran
- Sumber daya yang diperlukan adalah kompetensi dan kreatifitas guru dalam mengembangkan RPP dan LKPD yang berpusat pada aktifitas peserta didik.