Awal mula saya menulis Diary
Entah kenapa terkadang saya merasa sulit sekali untuk tidur. Saat jarum jam sudah menunjuk ke arah angka 2 pagi, barulah saya merasa mengantuk. Hal ini terjadi semenjak saya duduk di bangku SMA. Teman-teman saya banyak yang berkomentar kalau saya terkena insomnia. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi insomnia yang saya alami. Saya sering bingung sendiri apa yang harus saya lakukan di malam hari. Terkadang saya mencoba membaca buku atau mengerjakan tugas. Tetapi tetap saja intinya saya belum bisa tidur.
Pada suatu malam, saat sebelum tidur, saya mencoba untuk menulis diary. Saya menuliskan semua kejadian yang saya alami pada hari itu. Saya juga menuangkan semua perasaan saya kepada si diary. "Dear diary" kira-kira itulah kata pertama yang saya tuliskan untuk mulai menceritakan petualangan yang saya alami hari itu. Mulai dari kejadian lucu saat di kampus, saat saya mengikuti kegiatan bersama teman-teman organisasi atau saat saya menghabiskan waktu bersama teman-teman kos dan lain-lain.
Sejak saat itulah, saya menemukan obat tidur yang manjur yaitu cukup dengan menulis diary. Menulis diary seolah menjadi hobi sekaligus obat tidur bagi saya. Dengan menulis diary juga, saya bisa melakukan evaluasi sikap saya di hari tersebut. Agar tulisan saya tidak membosankan, terkadang saya juga memberi sedikit gambar. Hal tersebut membantu saya mengingat kembali kejadian yang sudah pernah saya alami.Â
Manfaat menulis Diary
Mungkin karena semua perasaan atau uneg-uneg yang saya rasakan bisa saya tuangkan menjadi sebuah tulisan. Saya juga termasuk orang yang pendiam dan tidak mudah terbuka dengan orang lain. Tapi saat menulis diary, saya bisa bebas menulis apa saja yang saya rasakan dan inginkan. Menulis diary juga membuat saya belajar untuk lebih bijak saat menyelesaikan masalah. Bagi saya, diary adalah sahabat baru yang selalu ada saat saya ingin bercerita.
Saat ini, saya sudah mempunyai tujuh buku diary yang selalu saya simpan di kardus. Terkadang saya juga mencoba membuka kembali buku-buku diary tersebut. Membuat saya mengenang masa lalu dan bisa membuat saya senang, sedih atau tertawa sendiri. Terkadang saya juga membuka diary untuk mencoba mengingat kembali tempat atau nama teman yang pernah saya temui. Oh iya ada satu hal lagi manfaat menulis diary. Dengan menulis diary, secara tidak langsung kita juga sedang berlatih untuk menulis.
Sampai sekarang pun saya masih suka menulis diary. Saat saya menulis diary, saya berfikir bahwa suatu hari buku-buku diary tersebut bisa dibaca oleh anak dan cucu saya kelak. Oleh karena itulah saya jadi semakin bersemangat untuk menulis diary. Tentunya masih banyak lagi manfaat dari menulis diary.
Jadi, apa anda akan mulai menulis diary hari ini?Â
*ini tulisan pertama saya di kompasiana. Salam kenal para kompasianer :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H