Mohon tunggu...
Rizqiani Putri
Rizqiani Putri Mohon Tunggu... -

ada (bukan) berarti ada...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bersenang-senang dengan Hati

21 Maret 2012   12:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:39 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(3)

Saya termasuk tipikal orang yang tidak mudah puas. Lebih memilih malu menahan lirikan orang yang mengira saya narsis karena hobi mantengin diri saya sendiri di televisi atas nama evaluasi ketimbang menahan diri tidak melihat bagaimana aksi saya di radio ataupun televisi. Saya suka belajar. Lebih karena saya memang mengawali semuanya berdasar ketertarikan (poin kedua)

(4)

Saya senang melihat orang lain senang. Untuk ini, saya berani macak baik-baik saja kapanpun dimanapun. Ketimbang bikin orang pusing liat saya sakit gigi atau baru patah hati, saya lebih memilih pakai topeng saben harus berhadapan dengan orang lain. Toh saya tidak berpura-pura senang, tapi saya memang senang melihat orang lain senang setiap kali mereka mengira saya sedang senang. Bingung, kan? ;)

(5)

Saya tidak menganggap ngemsi ataupun siaran sebagai pekerjaan. Buat saya, ini adalah momen bersenang-senang dengan hati. Ya, hati! Jadi, tidak perlu mengeluarkan hati untuk menunjukkan saya memang jatuh hati pada pekerjaan, eh, momen bersenang-senang dengan hati ini... ;)

(6)

Menunjukkan profesionalisme saya anggap sebagai bagian dari ibadah. Kalau dengan cara ini saya bisa membina hubungan horizontal dengan sesama manusia (baca: partner kerja dan klien saya) secara lebih baik, kenapa saya musti berpikir lebih dari sekali untuk menunjukkan hal terbaik yang bisa saya lakukan?

dan

(7)

Saya manusia biasa. Ada kalanya saya lupa pada point 1-6 yang sudah saya sebut sebelumnya. Ada kalanya saya merasa lelah dengan rutinitas yang kadang melulu itu-itu saja, atau mengeluh karena rambut mulai bercabang dan setiap malam saya harus menyempatkan keramas pun membersihkan wajah ekstra niat. Ada kalanya saya pikir ini bukan tempat saya seharusnya berada. Tapi kemudian saya coba melihat melalui kacamata orang lain, bahwa tidak semua mendapat kesempatan yang sama sebagaimana yang saya dapat. Jadi, pada akhirnya, lagi-lagi...saya mulai jatuh hati lagi pada segala yang saya perbuat. Saya terlanjur memilih, dan pilihan ini --dengan nama Gusti yang paling Mengerti kebutuhan makhluknya-- semoga benar yang terbaik untuk saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun