Mohon tunggu...
Rizqi Rahayu
Rizqi Rahayu Mohon Tunggu... Dosen - memanusiakan manusia

bersyukur dan ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tarhib Ramadhan di Pondok Pesantren Darussyifa Al Fithroh YASPIDA Sukabumi

20 Maret 2023   16:30 Diperbarui: 20 Maret 2023   16:39 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu, 19/03/2023 Pondok Pesantren Darussyifa Al Fithroh YASPIDA Sukabumi mengadakan kegiatan Tarhib Ramadhan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyambut datangnya bulan ramadhan sekaligus mempersiapkan diri untuk agar siap menghidupkan bulan ramadhan. 

Kegiatan Tarhib Ramadhan ini diikuti oleh seluruh civitas akademika Pondok Pesantren Darussyifa Al Fithroh YASPIDA Sukabumi bahkan dihadiri oleh orang tua/wali santri. Mengutip apa yang disampaikan oleh Dr. K.H. E.S. Mubarok, M.Sc., M.M. selaku dewan pembina dan pimpinan Pondok Pesantren Darussyifa Al Fithroh YASPIDA Sukabumi beliau mengatakan bahwa untuk meraih kesuksesan di bulan ramadhan ini ada 2 kunci yaitu niat dan imsak.

Pertama niat, secara bahasa, niat adalah al-qashd, yang artinya keinginan, motif, dorongan. Sementara secara istilah syar'i, niat didefinisikan sebagai azam atau tekad untuk mengerjakan suatu ibadah dengan ikhlas karena Allah sekaligus diikuti dengan pekerjaannya yang letaknya berada di dalam batin atau hati. 

Niat memiliki dua fungsi utama, pertama yaitu untuk membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, atau membedakan antara ibadah dengan kebiasaan. Lalu, yang kedua yaitu untuk membedakan tujuan seseorang dalam beribadah. Apakah seseorang itu beribadah karena mengharap rida Allah ataukah ia beribadah karena selain Allah, seperti mengharapkan pujian manusia. Dengan demikian, setiap perbuatan mulai dari puasa ramadhan dan amal perbuatan lainnya harus diniatkan ikhlas karena Allah SWT.

Kedua imsak, secara imsak adalah menahan. imsak berarti menahan tidak makan, menahan tidak minum, menahan tidak marah. Sedangkan secara istilah syar'i menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dan menahan dari hal-hal yang mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa. Begitupun dalam amal ibadah yang lainnya. 

Jika manusia beribadah puasa dan beribadah yang lainnya niatnya sudah ikhlas karena Allah SWT dan sudah mampu imsak dalam arti menahan diri sebagaimana apa yang telah dijelaskan , maka manusia itu akan menjadi manusia mulia sukses dunia dan akhiratnya. Aamiin. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun