Mohon tunggu...
Rizqi Rahayu
Rizqi Rahayu Mohon Tunggu... Dosen - memanusiakan manusia

bersyukur dan ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memilih Pasangan Hidup

16 Maret 2021   14:30 Diperbarui: 16 Maret 2021   14:43 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesholihan anak dimulai ketika memilih pasangan hidup. Allah SWT telah menciptakan makhluk hidup dan alam semesta ini berpasang-pasangan. Begitu juga pasangan hidup kita, Allah telah menyediakannya. Dalam Q.S. Ar-Rum ayat 21, Allah berfirman, yang artinya:

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir".

Untuk mewujudkan keluarga yang SAMAWA (sakinah mawaddah warohmah) maka harus dimulai dari memilih pasangan hidup yang sholih/sholihah. Dan untuk mendapatkan pasangan hidup (suami/istrimu) yang sholih maka harus dimulai dari diri kita sendiri.

Umumnya ada empat kriteria yang digunakan untuk memilih pasangan hidup, yaitu kecantikan/ketampanan, kekayaan, keturunan/kedudukan, dan agama. Hal ini dilandaskan pada hadits Rasullah saw, yang artinya:

"wanita diperistri karena empat hal: kekayaan, keduduknnya, kecantikannya, dan agamanya. Maka utamakannlah dalam hal agamanya, niscaya beruntunglah kamu". (HR. Bukhori Muslim).

Menurut Heri (2005), berdasarkan hadits tersebut ada beberapa  hal yang harus dijelaskan terkait dengan kriteria memilih pasangan, yaitu:

Pertama, dalam hadits tersebut terkandung kriteria dalam memilih calon istri, tapi berlaku juga dalam memilih calon suami, karena wanita juga berhak untuk memilih dan menentukan calon pasangan hidupnya.

Kedua, sungguhpun dalam hadits tersebut agama menempati urutan terakhir (keempat) namun bukan berarti bahwa faktor agama merupakan hal yang biasa diabaikan, justru menunjukan pentingnya faktor agama dalam penentuan calon pasangan hidup.

Ketiga, walaupun pasangan hidup atau jodoh itu sudah ditetapkan oleh Allah semenjak kita dalam kandungan ibu, namun kita harus berusaha mencari dan mendapatkannya, dan yang terbaik menurut ajaran Rasulullah adalah yang paling baik agamanya (sholih/sholihah).

Sehubungan dengan itu ada beberapa hal yang seharusnya diperhatikan dalam memilih calon pasangan hidup, yaitu:

Utamakanlah faktor agama (kesholihan),

Perhatikan kesehatan jasmani dan rohani (mental dan akalnya) juga kualitas bawaannya (bobot, bibit, dan bebetnya) karena semua itu akan mempengaruhi kualitas anak/keturunan kita kelak.

Diadakan adanya kesetaraan (kufu) dalam hal usia, pendidikan, tingkat sosial, dan kegemarannya.

Usahakanlah yang saling mencintai, maksudnya orang orang yang kita cintai, dan dia pun mencintai kita.

Usahakanlah mendapatkan restu dari orang tua kedua belah pihak, karena Rasulullah bersabda yang artinya, "Keridlaan Allah bergantung kepada  Keridlaan kedua orang tua, dan kemurkaan Allah bergantung kepada kemurkaan kedua orang tua pula".

Selain kelima hal tersebut di atas, perlu juga kita senantiasa berdo'a kepada Allah SWT. Agar kita diberi pasangan hidup yang terbaik. Diantara do'a yang bisa kita panjatkan dalam Q.S. Al-Furqan ayat 74 yang artinya:

"Ya Allah, Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami istri-istri dan anak keturunan yang menjadi cahaya mata (shalih) dan jadikanlah kami sebagai pemimpin (penuntun) bagi orang-orang yang takwa".

Teman-teman semua siapa pun dan di manapun yang sedang mencari dan memilih pasangan hidup semoga Allah SWT segerakan dan mendapat pasangan yang terbaik, Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun