Mohon tunggu...
Rizqi Subagja
Rizqi Subagja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Pemula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Jodoh Harus Diperjuangkan ataukah Ditunggu ?

7 Januari 2024   16:44 Diperbarui: 7 Januari 2024   16:47 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Halo teman kompasiana yang mencari Jodoh, pada kesempatan kali ini penulis akan memberikan penjelasan bagaimana langkah kita ketika bingung dalam mencari jodoh karena jodoh tidak kunjung datang , bercanda doang ya tapi jangan dianggap candaan hahaha.

secara etimologi jodoh adalah kata yang dipakai dalam bahasa Indonesia untuk menunjuk pasangan hidup yang mampu saling memberi kebahagiaan satu sama lain. tetapi kata jodoh memiliki makna yang lebih identik daripada kata suami, istri, atau yang semisal denganya.

Wahai para pencari jodoh perlu digaris bawahi Manusia hanya bisa Berencana, namun allahlah yang menentukan kita semua tidak pernah tahu siapakah yang akan kelak menjadi jodoh kita, namun kita dapat berikhtiar dengan cara yang baik dan dihalalkan dalam agama dengan banyak melakukan aktivitas positif pada masa penantian.

kian hari opini media yang memojokan para pencari jodoh alias Jomblo kian tak terkendali. kita makin diarahkan untuk berani mengekspresikan rasa suka kepada lawan jenis dengan pacaran. hal itu diperkuat oleh tayangan televisi sinetron dan acara ghibahtainment yang berseliweran tiap hari dilayar kaca, bikin permasalahan cinta menjadi masalah utama dalam hidup manusia.

bukanya kita mau melestarikan status Jomblo. bukanya mau melarang teman teman jomblo mencari pasangan. bukan juga mengajak para jomblo untuk membujang. tapi kalau upaya pelepasan predikat jomblo selalu berujung pada aktivitas pacaran, itu jelas tidaklah benar. karena menurut saya cinta tanpa nafsu adalah suatu kemunafikan. perlu digaris bawahi pacaran belum tentu menikah karena sekuat apapun kita berusaha mempertahankan hubungan namun itu bukanlah takdir kita maka akan pisah juga yang akan merusak mental sebab kita merasa memiliki pasangan padahal allahlah membolak balikan hati manusia yang bisa kapanpun allah pisahkan.

jangan berkecil hati kalau memang masih sendiri, apalagi sampai patah arang, patah hati sampai ingin bunuh diri segala. jangan ya teman teman karena Masa masa penantian jodohpun tidak kalah indahnya, asal kita tidak melihat dan menyikapinya negatif. harusnya kita sadari bahwa rasa cinta adalah fitrah dari allah, namun jangan sampai kita mengumbar cinta kita dengan seenaknya. islam hanya menghalalkan pernikahan, bahkan dinyatakan sunnah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa jodoh adalah rahasia tuhan, jadi, sekuat apapun kita berusaha menjalin hubungan dengan orang yang kita harapkan menjadi jodoh kita, tetapi jika restu allah belum ada maka kita tidak akan berjodoh denganya. sebab, jodoh kita itu memang rahasia allah. allah yang menentukan tapi kita bisa berikhtiar dengan cara cara yang baik yang dianjurkan agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun