Rizqi Furqon Pehang
Mahasiswa KKN UNDIP memanfaatkan rambutan Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen, Kota Semarang untuk membuat keripik 'Bitan' alias keripik dari biji rambutan.
Ide inovasi dalam pembuatan keripik biji rambutan didapat dari adanya observasi potensi dalam Kelurahan Kedungpane yang banyak terdapat tanaman tersebut. Bahkan hampir semua masyarakat Kelurahan Kedungpane memiliki tanaman buah rambutan.
Setiap kali warga mengonsumsi buah tersebut, limbah berupa biji rambutan hanya terbuang saja, sehingga pada akhirnya benda tersebut diinovasikan menjadi keripik. Padahal biji rambutan memiliki banyak sekali manfaat yang menyehatkan tubuh. Komposisi zat-zat kimia dalam biji rambutan menghasilkan khasiat hipoglikemik yang dapat menurunkan kadar gula dalam darah. Juga ditemukan biji rambutan mempunyai kandungan senyawa 5 falvonoid dan 1 fenolik yang bermanfaat bagi tubuh (Joanne, 2016).
Pembuatan keripik dari biji rambutan ini sangat sederhana. Pertama biji rambutan dijemur selama setengah hari dibawah sinar matahari. Kemudian kupas biji rambutan, potong menjadi 2 bagian dan cuci hingga bersih. Setelah itu biji rambutan di rebus selama 5 menit untuk mengeluarkan bau wangi dari rambutan. Langkah terakhir adalah mencampur biji rambutan dengan air garam dan bumbu untuk siap digoreng menjadi keripik. Untuk penyajiannya bisa langsung dimakan maupun ditambahkan bubuk bumbu seperti rasa pedas maupun gurih.
Pada tanggal 3 Febuari 2022 mahasiswa KKN UNDIP berkesempatan untuk melakukan pemberdayaan serta sosialisasi tentang manfaat dan cara pembuatan keripik dari biji rambutan kepada Ibu PKK RW 01 Kelurahan Kedungpane dan dilakukan di rumah Ketua RW 01. Kegiatan ini disambut dengan baik oleh para warga dan dianggap sebagai sebuah bentuk kekreatifan dari para mahasiswa.
Tujuan dari diadakannya sosialisasi ini adalah untuk memanfaatkan banyaknya buah rambutan yang berada di Kelurahan dan mengurangi limbah dari biji rambutan. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat meningktakan kesadaran warga akan potensi desanya sendiri sangatlah banyak dan masih perlu dikembangkan.
Penulis       : Rizqi Furqon Pehang
DPL Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : Laura Andri Retno Martini, S.S., M.A.
