Mohon tunggu...
Rizqi Permana
Rizqi Permana Mohon Tunggu... -

lahir di Banyuwangi, Jawa Timur\r\n25 Maret 1995.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tahap-Tahap Persahabatan Anak

26 Mei 2015   07:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:35 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pembentukan kepribadian pertama ialah pada masa kanak-kanak dan sebelum menjalani kegiatan sekolah. Pelaku dalam pembentukan kepribadian anak adalah keluarga. Keluarga merupakan orang yang pertama memperkenalkan dunia sekitar dan mengarahkan bagaimana melakukan sesuatu ala keluarganya itu sendiri atau mewarisi budayanya. Pelaku pembentukan kepribadian anak tak sebatas keluarga saja, namun dengan lainnya yakni termasuk teman sebaya.

Berawal dari perkenalan dengan teman pertamanya, yakni di usia 3 -7 tahunan. Anak tidak mempedulikan keadaan temannya, yang terpenting ada tem an untuk berkomunikasi. Di usia ini lebih memikirkan apa yang diinginkannya yang bersifat fisik. Kemudian pada usia 4 tahun lebih bisa memahami manakah yang dirasa teman baik atau bukan. Pada tahap ini, jika temannya dianggap tidak baik atau telah mengganggunya maka akan dijauhi, itu merupakan emosi sesaat dan bisa hilang lagi. Selanjutnya di usia 6 tahun keatas, anak telah menunjukkan rasa belas kasihannya (tertarik) dan juga sifat membiarkan (menolak). Pada masa ini, anak makin merapatkan persahabatannya dan menjaganya dari perpisahan seakan-akan persahabatan terjaga selama-lamanya dan tidak akan tergantikan. Kemudian usia 9-10 tahunan, anak mulai menampakkan sikap memberi jika temannya membutuhkan sesuatu dan menolongnya jika temannya kesulitan. Masa akhir yakni 11-12, hampir mendekati remaja, ia suka mencoba hal-hal baru dan ingin untuk dihargai seseorang serta mulai berani mengambil resiko yang akan ditanggungnya.

Memang penting berhubungan sosial dengan teman sepermainan dan perlu diajak bergerak demi menghindari dari individualisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun