Wonosobo (13 Februari 2022) – Mampu berinovasi, namun dodol salak hanya sebatas sebuah “ide” karena belum ada pemahaman mengenai bagaimana memasarkan dodol salak. Inilah yang menjadi latar belakang dilaksanakannya program kerja “Bimbingan Teknis Pemasaran Dodol Salak Sebagai Upaya Peningkatan UMKM”.
Mayoritas masyarakat Dukuh Ngepoh memiliki pekerjaan sebagai petani salak. Salak dipanen setiap 15 hari sekali. Petani salak menjual salaknya secara mentah-mentah, tanpa diolah terlebih dahulu. Salak ini dijual melalui distributor dan didistribusikan ke kota-kota besar. Dikarenakan jarak dari Dukuh Ngepoh ke kota besar cukup jauh, menimbulkan biaya distribusi yang harus dibayarkan oleh distributor. Hal ini menyebabkan distributor tidak bisa mematok harga beli yang tinggi untuk petani.
Pada tahun 2011 warga RT. 24 / RW. 06 Dukuh Ngepoh berhasil menemukan inovasi untuk mengolah salak. Inovasi ini berupa olahan dodol salak yang disebut dengan “Dodol Salak Chaiyya Chaiyya”. Pada masa itu sempat viral video Polisi Norman Kamaru yang membawakan lagu Chaiyya Chaiyya dari artis India Shahrukh Khan. Hal ini menjadi latar belakang penamaan Dodol Salak Chaiyya Chaiyya. Akhirnya, Dodol Salak Chaiyya Chaiyya berhasil membuat RT. 24 memenangkan perlombaan inovasi olahan salak pada perayaan Hari Kartini 2011. Namun sangat disayangkan, kini Dodol Salak Chaiyya Chaiyya hanya menjadi kenangan manis yang belum berbuah manis. Hal ini dikarenakan belum adanya sosialisasi bagaimana memasarkan dodol salak di tengah kemajuan teknologi.
1a-1-6208bea6bb4486636555a192.jpg
Sebagai solusi, pada 31 Januari 2022 diadakan “Bimbingan Teknis Pemasaran Dodol Salak Dalam Upaya Meningkatkan UMKM” oleh mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro. Diberikan materi mengenai bagaimana pemasaran produk yang baik. Mulai dari cara menentukan harga jual, cara mengetahui kapan akan tercapai “balik modal” atau yang biasa dikenal dengan BEP (Break Event Point), cara membuat packaging produk yang baik agar meningkatkan nilai jual, platform apa saja yang bisa digunakan untuk memasarkan produk, dan etika melayani konsumen. Materi disampaikan dengan media Power Point yang ditampilkan menggunakan LCD Proyektor. Bimbingan teknis pemasaran dihadiri oleh ibu rumah tangga dan pemuda RT. 24. Bimbingan ini dilaksanakan di serambi Masjid Al-Huda dengan menerapkan protocol kesehatan 3M. Program kerja ini dilaksanakan berdasarkan rekomendasi dari Sekretariat Daerah
Kabupaten Wonosobo tahun 2021-2021, untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SGD’s) sebagai upaya penanggulangan kemiskinan, yang salah satunya dialsanakan dengan meningkatkan kualitas sector pertanian dan UMKM.
screenshot-2200-6208bf941e0cba73fc10f9d3.png
“Setelah mengikuti bimbingan ini, saya jadi lebih ingin menjadi wirausahawan muda. Dengan memasarkan dodol salak melalui WhatsApp, Instagram, Facebook, Shopee, dan media sosial lain, saya yakin saya bisa meningkatkan penghasilan keluarga. Terima kasih Tim KKN Undip!”, ujar salah satu pemuda desa, Sofyan Baharudin, dengan semangat. Kegiatan yang dilaksanakan selama 40 menit ini diharapkan dapat menjadi pintu untuk membuka peluang
bisnis dan meningkatkan jiwa wirausaha. Peran seluruh warga sangat dibutuhkan agar Dodol Salak Chaiyya Chaiyya dapat dipasarkan. Bapak-bapak bertugas untuk bertani salak, ibu-ibu bertugas untuk memasak dodol salak, dan pemuda bertugas untuk memasarkan dodol salak. Dengan semangat dan peran masing-masing elemen, dapat dipastikan Dodol Salak Chaiyya Chaiyya bisa menjadi makanan iconic Khas Wonosobo.
Penulis : Rizqa Tri Wulandari (Fakultas Ekonomika dan Bisnis, NIM : 12030118130254)
DPL : Retna Hanani, S.Sos., MPP
Lokasi KKN : Dukuh Ngepoh, RT. 24/RW. 06, Desa Manggis, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Money Selengkapnya