TEGAL - Digitalisasi, istilah ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Digitalisasi merupakan suatu upaya menjadikan sesuatu menjadi digital, baik hal sederhana seperti dokumen hingga pelayanan jasa pada suatu lembaga. Digitalisasi digunakan untuk mengefisiensikan suatu upaya, baik dalam hal teknis maupun manfaat lainnya.
Digitalisasi merupakan efek samping dari perkembangan teknologi yang semakin pesat. Pasar, layanan dokumen, layanan belajar, hingga layanan kesehatan sekarang sudah menuju era digitalisasi. Banyak sekali manfaat yang didapatkan dari digitalisasi suatu aspek, karena dunia digital dapat mengurangi biaya operasional dan juga tidak terbatas pada lokasi geografis tertentu.
Pandemi Covid-19 juga menjadikan upaya digitalisasi menjadi masif dilaksanakan oleh berbagai sektor, karena semua hal harus dilakukan secara aman dan memperhatikan keselamatan diri dengan tidak berkontak langsung dengan orang lain. Tidak terkecuali sektor pariwisata. Sektor yang merupakan kandidat utama terdampak pandemi ini harus melakukan transformasi digital guna tetap bertahan di masa yang sulit seperti saat ini. Salah satu platform rintisan yang melakukan digitalisasi obyek wisata adalah Exovillage
Exovillage merupakan platform digital baru untuk mempromosikan potensi desa, termasuk wisata dan produk khas lainnya yang terdapat dalam suatu desa. Dengan mengangkat keunikan tiap-tiap desa, exovillage menjadi platform pertama yang memfokuskan desa menjadi daya tarik tersendiri. Beberapa kategori yang dapat diangkat di platform exovillage meliputi spot desa, destinasi wisata, aktivitas kebudayaan, kuliner, biro tur, dan juga toko suvenir. Di dalam toko suvenir sendiri disediakan fasilitas untuk jual beli bagi UMKM di tiap-tiap desa. Ada juga fitur blogging berbentuk artikel untuk mengangkat potensi desa yang dimiliki dalam bentuk yang menarik.
Exovillage bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dan Universitas Diponegoro menyelenggarakan suatu program yang dinamakan sebagai KKN Merdeka, program ini merupakan turunan dari program Kampus Merdeka yang digaungkan oleh Mendikbudristek RI. KKN merdeka yang diinisiasi oleh Exovillage adalah sebuah program Pengabdian Masyarakat, yang ditargetkan bagi mahasiswa Universitas Diponegoro. Program ini diselenggarakan untuk mengangkat potensi desa dari masing-masing domisili mahasiswa, sehingga potensi desa baik tangible dan intangible dapat terangkat dan terdigitalisasi melalui platform Exovillage.Â
Salah satu desa yang disambangi dan menjadi target mahasiswa KKN Merdeka adalah Desa Guci. Berlokasi di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Desa yang telah dijuluki sebagai desa wisata oleh pemerintah kabupaten ini ternyata belum terdigitalisasi dengan baik, terbukti dengan minimnya informasi di internet tentang desa dan destinasi wisata yang ada.Â
Kegiatan KKN ini berlangsung selama dua bulan, terhitung dari akhir bulan Oktober hingga akhir bulan Desember 2021. Dengan mengangkat tema "Pemetaan Potensi Desa dalam Upaya Pencapaian SDG's", mahasiswa KKN ditugaskan untuk melaksanakan empat program. Adapun program tersebut adalah Pemetaan Potensi Desa, Pemberdayaan Masyarakat, Literasi Digital, dan Pengembangan Roadmap Potensi Wisata Desa. Keempat program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi digital warga Desa Guci, khususnya para pengelola tempat wisata agar dapat mendigitalisasi dan mempromosikan wisatanya dengan baik.
Salah satu kader yang tertarik dengan program ini adalah Sofyan, atau biasa dipanggil dengan "Mas Sofyan". Sofyan merupakan kader yang berasal dari organisasi Pemuda Mandiri Mitra Damai Desa Guci, atau biasa dikenal dengan Permadi Guci. Sofyan yang merupakan hubungan masyarakat dari Permadi bersedia untuk meningkatkan kemampuan digitalnya bersama dengan mahasiswa KKN Undip. Dengan berbekal gawai yang sudah dimiliki sebelumnya, teman-teman Permadi menjalani pelatihan digital dengan materi Branding, Storytelling, dan Mapping potensi desa. Mereka juga mempraktikkan bagaimana caranya mengimplementasikan ilmunya dengan cara membuat laman tersendiri di Exovillage melalui akun masing-masing.
Selain itu, Permadi juga tertarik mengembangkan website tersendiri untuk digunakan sebagai profil organisasi. Sehingga program literasi digital yang dilakukan sangat tepat sasaran dan berguna bagi pengembangan potensi Desa. Semangat ini yang membuat mahasiswa KKN terpacu untuk terus mengembangkan potensi desa yang dimiliki Desa Guci, khususnya bersama organisasi Permadi. Harapannya, aktivitas pendakian Gunung Slamet via Permadi Guci dan juga Area Camping 'Permadi Jungle' dapat semakin dikenal oleh kalangan pendaki maupun masyarakat luas.