Mohon tunggu...
Rizqa Madani
Rizqa Madani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa jurusan pengembangan masyarakat islam di UIN Syarif Hidayatullah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kedudukan Perempuan dalam Islam

9 November 2024   02:15 Diperbarui: 9 November 2024   07:35 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum memulai pembahasan, saya ingin memberikan sedikit trivia terkait judul. Dalam pembahasan ini akan membahas perempuan, lalu mengapa saya tidak menggunakan kata wanita? 

Wanita dan perempuan sepintas nampak memiliki arti yang sama, tapi kebanyakan tokoh wanita atau perempuan di Indonesia bersikeras membedakan pengertian keduanya.Kata 'wanita' sering dikaitkan dengan arti dalam bahasa Jawa, 'wani ditata' atau 'berani diatur', yang melambangkan konotasi sebagai pendamping suami. Sebaliknya, kata 'perempuan' berasal dari 'per-empu-an' yang lebih mewakili karakter yang mandiri. (Maloko 2012, 83)

Pembahasan terkait peran dan hak perempuan dalam agama selalu menjadi perdebatan yang kompleks. Tak jarang perempuan selalu direndahkan, dianggap tak mampu, dijadikan “objek penindasan”. Tak hanya di dunia nyata, banyak kasus yang terjadi di media sosial. Di dalam aplikasi X isu ini terus bermunculan di beranda setiap harinya. Memunculkan konflik dan perdebatan yang tiada habisnya. 

Sungguh mengherankan mengapa masih banyak masyarakat yang skeptis dengan perempuan, padahal islam sangat menghormati dan memuliakan perempuan. Pembahasan terkait kedudukan perempuan selalu berdampingan dengan pembahasan kesetaraan gender. Dalam pandangan Islam mengenai kesetaraan gender, Al-Qur'an menyatakan bahwa (1) laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba, (2) keduanya juga sama-sama berperan sebagai khalifah, (3) laki-laki dan perempuan menerima perjanjian primordial yang sama, dan (4) keduanya memiliki potensi untuk mencapai prestasi. Sebagai hamba, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, karena masing-masing akan menerima ganjaran dari Tuhan berdasarkan tingkat Pengabdiannya. (Anwar dan Sofi`i 2024, 155)

Dijelaskan pula kedudukan perempuan dan laki-laki pada surah An-Nisa ayat 124: 

وَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ مِنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولٰۤىِٕكَ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُوْنَ نَقِيْرًا 

“Siapa yang beramal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia beriman, akan masuk ke dalam surga dan tidak dizalimi sedikit pun.”

Perempuan adalah manusia sebagaimana juga laki-laki. Perempuan memiliki seluruh potensi sebagaimana yang dimiliki laki-laki seperti akal yang berpikir, naluri yang merasa dan tubuh yang bergerak dalam ruang dan waktu.(Nur 2013, 163)

Dalam surah An-Nisa ayat 32 pun dijelaskan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki bagiannya masing masing,

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْاۗ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَۗ وَسْـَٔلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا

“Janganlah kamu berangan-angan (iri hati) terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun