SAPTAGALA: Implementasi Kurikulum Merdeka dengan Selebrasi P5 Bhineka Tunggal Ika di SMAN 7 YogyakartaÂ
Â
Selebrasi P5 sebagai ajang warga sekolah dalam menunjukkan pengimplementasian kurikulum merdeka di satuan pendidikan. Selebrasi P5 menjadi fokus utama dalam sebuah inisiatif terbaru yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila di kalangan siswa. Selebrasi P5 yang saat ini diganti sebutannya menjadi Saptagala di lingkungan SMAN 7 Yogyakarta mengusung tema "Implememtasi Kurikulum Merdeka dengan Selebrasi P5 Bhineka Tunggal Ika". Inisiatif ini menjadi tonggak penting dalam upaya membangun karakter generasi muda yang kuat dan berakar pada nilai-nilai bangsa.
Hal ini diterangkan oleh Ibu Tutik Sunarti, M.Pd., sebagai Kepala SMAN 7 Yogyakarta, P5 ini menyoroti pentingnya memperkuat identitas nasional yang berakar pada Pancasila, sambil memperkaya keberagaman budaya dengan memperkuat jiwa kearifan lokal.Â
Disamping itu, kegiatan P5 dalam kurikulum merdeka bertujuan menciptakan keleluasaan penuh mengelola kurikulum dan menjunjung tinggi merdeka belajar sesuai kondisi sekolah, siswa serta potensi daerah yang ada. Â
Melalui pendekatan ini, siswa diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai Pancasila sambil menghargai dan memperkuat keberagaman budaya yang menjadi kekayaan bangsa. Lebih lanjut beliau menyebutkan siswa bisa leluasa menuangkan ide kreativitasnya pada kegiatan P5.
Salah satu aspek utama dari proyek ini adalah penerapan konsep Bhineka Tunggal Ika, yang menjunjung tinggi persatuan dalam keberagaman. Dalam konteks ini, siswa diajak untuk memahami bahwa keberagaman adalah kekuatan, dan bahwa persatuan dan kesatuan dapat terwujud meskipun dalam keragaman tersebut.
Penanggung jawab kegiatan Bapak Andy Surya Hapsara, S.Sos. menuturkan bahwa proyek ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konseptual terhadap Pancasila, tetapi juga mendorong siswa untuk menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pengembangan jiwa kearifan lokal, diharapkan para siswa dapat menjadi agen perubahan yang membangun masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.
Proyek ini melibatkan berbagai kegiatan seperti pertunjukan dari hasil kegiatan P5 seperti teater, kesenian tari dan musik, fashion show, peluncuran produk siswa seperti buku, aplikasi, fashion, makanan, dan lainnya.Â
Keseluruhan komponen yang disaptagalakan secara langsung merupakan produk yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran P5. Penerapan langkah-langkah konkrit ini, diharapkan bahwa kegiatan saptagala P5 akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk karakter siswa yang kokoh, toleran, dan cinta akan tanah air, sekaligus membantu menjaga keberagaman budaya yang menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia.