Mohon tunggu...
Hendra Rizal (Rizmelodia)
Hendra Rizal (Rizmelodia) Mohon Tunggu... Polisi - Praktisi Hukum dan Akademisi Seni

Hukum dan Seni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Relevansi Perspektif Ki Hajar Dewantara dengan Kurikulum Merdeka

22 Mei 2023   22:33 Diperbarui: 24 Mei 2023   20:13 3275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia dan pendiri pendidikan nasional, memiliki pandangan yang sejalan dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. Dalam Kurikulum Merdeka yang diterapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia, didasarkan pada prinsip-prinsip yang serupa dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut:

1) Mengembangkan soft skills dan karakter melalui penguatan profil pelajar Pancasila.

2) Memfokuskan pada materi yang esensial, relevan, dan mendalam, sehingga ada waktu yang cukup untuk membangun kreativitas dan inovasi peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

3) Menyediakan pembelajaran yang fleksibel, memberikan keleluasaan kepada guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan tahap capaian dan perkembangan masing-masing peserta didik, serta menyesuaikannya dengan konteks dan kekhasan lokal.

Penekanan pada pendidikan yang berpusat pada peserta didik sangat relevan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Kurikulum Merdeka. Ki Hajar Dewantara percaya bahwa setiap individu memiliki potensi unik yang perlu dikembangkan melalui pendidikan yang relevan dan bermakna. Sementara Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara holistik, memperhatikan minat dan bakat mereka, serta mempersiapkan mereka menjadi warga negara yang mandiri dan kompetitif.

Selain itu, Ki Hajar Dewantara juga menghargai keberagaman budaya dalam pendidikan. Ia berpendapat bahwa pendidikan harus mencerminkan kekayaan budaya bangsa dan menghargai identitas lokal. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip Kurikulum Merdeka yang menekankan pentingnya memasukkan budaya lokal dan pengalaman hidup peserta didik ke dalam proses pembelajaran. Kurikulum Merdeka mendorong pendekatan pembelajaran yang kontekstual dan relevan dengan kehidupan nyata peserta didik, sesuai dengan visi Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yang berakar pada realitas sosial dan budaya masyarakat.

Perspektif Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya pembelajaran sepanjang hayat. Ia percaya bahwa pendidikan tidak hanya terjadi di dalam kelas atau sekolah, tetapi juga melalui pengalaman sehari-hari dan interaksi dengan lingkungan sekitar. Kurikulum Merdeka, dengan penekanannya pada pembelajaran yang holistik dan kehidupan nyata, mendukung konsep pembelajaran sepanjang hayat ini. Kurikulum ini memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang relevan dengan kebutuhan mereka di dunia nyata, baik selama masa sekolah maupun setelahnya.

Secara keseluruhan, perspektif Ki Hajar Dewantara dan Kurikulum Merdeka memiliki kesamaan dalam pendekatan pendidikan yang berpusat pada peserta didik, mengakui keberagaman budaya, dan mendorong pembelajaran sepanjang hayat. Kedua pendekatan ini saling melengkapi dalam menciptakan pendidikan yang inklusif, bermakna, dan relevan bagi peserta didik Indonesia. Diharapkan pendidikan dapat menjadi lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan peserta didik, serta memberikan ruang yang lebih besar bagi pengembangan soft skills, karakter, kreativitas, dan inovasi mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun