Mohon tunggu...
Rizky Triputra
Rizky Triputra Mohon Tunggu... -

pemungut remah-remah kata di lintasan kenangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Tengah Keheningan Malam

26 September 2011   19:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:35 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_132412" align="aligncenter" width="432" caption="pict from google.com"][/caption]

Di tengah keheningan malam, kutitipkan sebuah angan atas kesadaran yang menyerah pada ketidaksadaran mungkin ketabahan hanyalah umpama jalan, jalan yang disesatkan oleh akal sepotong daging telah dikoyak serigala namun, rembulan masih menggantung diatas kepala gugus bintang melindap, pendarnya merendah, menyentuh punggung samudera menjelma aroma berbeda, seperti senyap bercampur dengan luka kuanggap kenangan sebuah orkestra yang memainkan melodi paling sendu dengan jemari bergetar dan wajah-wajah kaku hingga kau pun tahu, tak ada yang paling bisu melainkan; sepasang sepi yang tergopoh-gopoh mengejar keramaian dan ketika anak sungai mengering sebelum subuh kulihat domba bersimpuh mendoakan rindu yang disalib pada batu kucemeti saja langit gelap, yang mulai lesap bersama harap hingga gerimis menjadi darah, yang mengerang sepanjang hari Di tengah keheningan malam, kutitipkan sebuah angan atas ketidaktabahanku mencerna gagasan-gagasan semu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun