Mungkin para masyarakat Portugal sedikit merasa senang ketika negara mereka tidak masuk ke dalam grup neraka, dan bisa dikatakan berada di grup yang relatif ringan, namun apakah seringan itu? Karena mereka berada di grup F dengan Austria, Hungaria, dan Islandia, bukannya meremehkan Portugal, hanya saja lawan yang akan dihadapi memiliki kekuatan yang sangat bagus dan berpotensi menyulitkan, bahkan akan menghentikan mereka di Piala Eropa kali ini. Bagaimanakah sebenarnya kekuatan masing-masing tim di grup ini?
Portugal
Merekalah unggulan untuk lolos dari grup ini. Kehadiran mega bintang Cristiano Ronaldo jelas akan menjadi sorotan di grup ini. Ronaldo pun berharap agar bisa berprestasi di gelaran Piala Eropa kali ini, karena dengan menjuarai Piala Eropa akan semakin mendekatkannya dengan penghargaan Ballon D'Or mengingat Lionel Messi dan Argentina masih berjuang merebut titel Copa America Centenario. Semenjak gagal total di Piala Dunia 2014, mereka berbenah dan tampil baik di fase kualifikasi. Berada satu grup dengan Serbia, Denmark, Albania dan Armenia skuat asuhan Fernando Santos berhasil meraih 7 kemenangan serta 1 kekalahan, dengan mencetak 11 gol dengan kemasukan 5 gol. Menjadi menarik karena satu-satunya kekalahan diderita atas tim kejutan Albania 0-1 di kandang sendiri.Â
Tentunya Portugal berharap banyak dengan kehadiran Ronaldo yang telah mencetak 123 caps bersama Selecao das Quinas, hanya berjarak 4 saja dari legenda Portugal Luis Figo. Namun menjadi masalah karena bila tanpa Ronaldo, permainan Portugal tidak secemerlang dengan Ronaldo, contoh terbaru adalah saat kalah tipi 1-0 atas Inggris, dengan Portugal tanpa Ronaldo.Â
Fernando Santos harus bisa, setidaknya membuat permainan Ronaldo dkk terakomodir dengan baik dan bisa menghasilkan gol. Jangan lupakan juga sang wonderkid Renato Sanches yang juga cukup apik performanya bersama Benfica, hingga akhirnya dibeli raksasa Jerman Bayern Muenchen. Dengan ditopang pemain senior macam Luis Nani, Pepe , serta striker gaek Ricardo Quaresma diharapkan Portugal bisa melangkah lebih jauh di partisipasi keenam Piala Eropa mereka. Mungkinkah lolos ke final seperti tahun 2004 bisa terulang?
 Austria
Mungkin beberapa dari anda sedikit menyepelekan atau belum mengetahui seperti apa kekuatan mereka, namun pasti anda mengenal nama David Alaba. Pemain Austria asal Bayern Muenchen ini jelas menjadi andalan di lini belakang, tergantung dipasang di posisi mana pelatih Marcel Koller menginginkannya, mengingat dia adalah pemain yang bisa beroperasi di berbagai posisi. Kemudian inipun menjadi kejutan tersendiri karena ini adalah keikutsertaan kedua sepanjang sejarah tim berperingkat 10 FIFA saat ini, setelah yang pertama saat mereka menjadi tuan rumah di tahun 2008, saat itu mereka hanya meraih 1 kali imbang dan menelan 2 kekalahan.Â
Semenjak itulah sepakbola Austria mulai berbenah, bukti nyatanya adalah saat kualifikasi lalu, mereka berhasil lolos dengan predikat juara grup, mengalahkan nama-nama yang telah lebih dikenal seperti Swedia dan Rusia. Mereka meraih 9 kemenangan dan 1 hasil seri, dengan mencetak 22 gol dan kemasukan 5 gol saja, salah satu tim dengan pertahanan terbaik di fase kualifikasi. Dengan susunan yang dibawa oleh pelatih Koller terlihat beberapa pemain yang cukup senior, kapten Christian Fuchs, hingga nama Marco Arnautovic. Bisa dikatakan ini adalah generasi terbaik yang mereka miliki saat ini. Dengan kombinasi pemain muda seperti  Kevin Wimmer yang bersinar bersama Tottenham dan ditopang dengan pemain senior seperti Martin Harnik, rasanya menarik menanti bagaimana kiprah Austria di turnamen besar keduanya kali ini.
Hungaria
The Magical Magyars, akhirnya tim ini kembali ke turnamen besar setelah sekian lama tidak muncul, terakhir kali mereka lolos ke Piala Eropa saat tahum 1972, 44 tahun lalu. Setelah absen yang cukup lama mereka kembali menggebrak dan menjadi salah satu kuda hitam. Saat kualifikasi sebenarnya performa mereka tidak terlampau baik, hanya meraih 4 kemenangan daan 2 kekalahan dan hanya mencetak 11 gol dan kemasukan 9 gol. Merkapun harus lolos melalui fase playoff setelah menang melawan Norwegia dengan aggregat 3-1.Â
Mungkin mereka sedikit tertolong selama fase kualifikasi, karena praktis mereka tidak menghadapi tim besar, hanya sekelas Irlandia Utara dan Rumania saja, serta Yunani yang menjadi juru kunci grup. Dengan mengandalkan beberapa, hanya beberapa muka lama seperti kiper 40 tahun Gabor Kiraly, karena ternyata susunan pemain yang dibawa ke Perancis mereka hanya membawa 3 pemain yang berusia diatas 30 tahun.Â