Dewasa ini pertumbuhan organisasi semakin tak memiliki daya pikat bagi kebanyakan generasi. Pasalnya dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekecewaan terhadap gaya kepemimpinan seorang leadership kadang tak sesuai dengan nurani atau kebiasaan kelompoknya. Kelompok yang memiliki prinsip dasar dalam menjalankan roda organisasi tentunya memiliki ciri khas masing-masing. Namun yang dapat menjadi pedoman sebuah organisasi bisa berjalan sesuai ritmenya tentu memerlukan manajemen, kontrol dan kekuasaan sebagai instrumen dominasi bagi kepentingan organisasi.
Pada artikel ini kami akan membahas bagaimana tipikal gaya kepemimpinan dapat menjalankan sebuah organisasi dalam memanajemen, mengontrol dan menguasai pengaruhnya dengan ragam sudut pandang komunikasi.
Pertama, tipikal pemimpin dengan gaya Eksploitatif-Otoritatif. Sistem ini merupakan manajemen dengan menggunakan rasa takut dan ancaman demi mengikuti program dan kegiatan tanpa memutuskan segala perkara kepada anggotanya. Untuk itu motivasi dan pola kerjanya terbentuk karena adanya tekanan, sehingga rasa memiliki sebuah organisasi (sense of belonging) hanya dimiliki oleh pimpinan dengan keputusan yang diambil dari atas ke bawah (up-bottom). Dan komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan hanya sekedarnya saja.
Tipikal kedua, gaya kepemimpinan Otoritatif yang baik hati. Sistem ini dijalankan dengan memberikan semangat kepada anggotanya dalam bentuk penghargaan (reward), tentu informasi yang bergulir dari bawah ke atas (bottom-up) lebih terbatas apa yang ingin didengar oleh pimpinannya. Tipikal pimpinan seperti ini akan mengambil keputusan terkait kebijakan tertentu, namun ia akan mendelegasikan kepada anggotanya untuk berpendapat dalam keputusan tertentu. Sehingga dengan menjalankan pola kepemimpinan seperti ini responsibility untuk mencapai tujuan tetap kembali pada unsur pimpinan baik tingkat atas dan menengah.
Ketiga, pola kepemimpinan yang bersifat konsultatif yakni sebuah sistem konsultasi seorang pemimpin kepada anggotanya namun keputusan tetap berada pada dirinya. Pemimpin dengan tipikal ini tentunya cukup memberikan kepercayaan pada anggota meskipun tak secara penuh. Komunikasi yang dihasilkan gaya ini baik secara horizontal dan vertikal akan berjalan sesuai rencana meskipun dengan semangat kerja/motivasinya adalah reward atau pujian. Untuk Sense of belonging tipe kepemimpinan ini akan menjangkau kalangan tingkat menengah dan bawah karena nyamannya dengan pola komunikasi yang interaktif dan terbuka.
Keempat, pola kepemimpinan bersifat partisipatif. Dengan sistem ini pemimpin akan menjadi jembatan bagi anggotanya dalam proses Maker Decision, dengan cara itu anggota akan lebih merasa memiliki tanggung jawab oleh sebab diberikan kepercayaan penuh oleh pimpinannya. Tentunya motivasi yang timbul dalam bekerja tanpa diperintah sekalipun akan berinisiatif melakukan produktivitas kerja yang baik. Secara komunikasi tipikal ini akan efektif dalam segala arah, secara terbuka dan terus terang guna menjalin hubungan pimpinan dan anggota secara lebih intens.
Nah kira-kira sudah siap berorganisasi ?
Atau pemimpinmu gayanya seperti apa?
Atau pola kepemimpinanmu sudah efektif?
Komen dikolom Komentar ya, kami terbuka dengan kritik dan saran dari seluruh elemen.
Demikianlah tipikal gaya kepemimpinan yang dapat kami ulas, semoga menambah refrensi anda dalam memilih pemimpin sebuah organisasi.
Karena sejatinya memimpin adalah sebuah penderitaan yang fana. Dan penderitaan akan terbangun dengan sudut pandang yang berbeda, sesuai dengan arah tujuan yang diinginkan.
Rizky Ramadhani Arsyah Putra
03 Oktober 2023 / 19 Rabiul AkhirÂ