Telah 1 tahun perang di Gaza terjadi dan belum tampak ujungnya. Israel kini bahkan meluaskan kebenciannya yang membabi buta kepada negeri-negeri timur tengah lainnya seperti Libanon dan Iran. Menciptakan musuh yang lebih besar bagi Israel dan dapat memicu jadwal perang kian memanjang.
Dari perang di Gaza sendiri, lebih dari 41 ribu orang tewas, 96 ribu luka-luka dan tidak kurang dari 10 ribu orang hilang di bawah reruntuhan. Belum dihitung kerugian ekonomi, kerusakan infrastruktur. Dari perang ini 456 gedung sekolah dan universitas telah rusak dan hancur. Mengakibatkan bukan saja terganggu bahkan hilangnya kesempatan sekolah yang layak bagi anak-anak palestina.
Gaza telah luluh lantak dimakan amukan senjata Israel. Jutaan orang telah kehilangan rumahnya. Sedikitnya 297 ribu unit rumah di Gaza mengalami kerusakan dengan 87 ribunya hancur total. Mereka terpaksa tinggal di bawah puing-puing atau tenda-tenda darurat yang tak mampu menahan panas atau dingin cuaca di sana. Bahan makanan juga terbatas termasuk pula air bersih. Menambah deretan penderitaan penduduk Gaza saat ini.
Titik Cerah Dukungan Internasional
September 2024 kemarin, titik cerah atas perang di Gaza kian membesar. 124 negara anggota PBB mendukung resolusi yang secara resmi menuntuk diakhirinya pendudukan Israel atas wilayah Palestina dalam waktu 12 bulan ke depan. Resolusi itu juga menyerukan penerakan sanksi bagi pihak yang tidak memenuhi tuntutan tersebut.
Selain itu, menurut berita terbaru, Presiden Perancis Emmanuel Macron menyeru untuk menghentikan pengiriman senjata yang Israel gunakan untuk berperang di Gaza. Presiden Mesir Al Sisi pun menyambut baik hal ini. Walau Macron tidak secara gamblang menyinggung nama negara mana atas pernyataannya itu namun sudah sangat jelas bahwa embargo senjata itu ditujukan kepada Israel. Di luar itu, Inggris sendiri telah menyetop pengiriman senjata ke Israel sejak September lalu. Hanya AS yang masih terang-terang mendukung Israel dengan pengiriman senjatanya.
Seruan embargo senjata ini tentu membuat Netanyahu marah. Namun hal ini malah menjadi berkah yang mudah-mudahan dapat mengurangi dan melemahkan Israel dalam membuat kerusakan yang lebih besar lagi di masa yang akan datang.
Jangan sampai ada gaza-gaza berikutnya
Israel masih secara membabi buta melakukan serangannya kepada Gaza. Bahkan belakangan ini bukan hanya Gaza, Libanon dan Iran pun menjadi sasaran kebrutalan Israel. Hal ini dipicu oleh banyak peristiwa sebelumnya yaitu terbunuhnya pimpinan hamas di iran, juga tewasnya pimpinan Hizbullah di Libanon yang membangkitkan amarah kedua negara tersebut karena menilai semua itu adalah ulah tangan kotor Israel. Libanon dan Iran pun berjanji untuk melaksanakan serangan balasan kepada Israel yang telah mereka buktikan dengan menggelar serangan rudal jarak jauh ke Israel yang mengakibatkan banyaknya kerusakan infrastruktur di pihak Israel.
Israel pun tak berlama-lama untuk membalas. Diberikan Sabtu kemarin (5/10) telah terjadi serangan besar-besaran di Libanon yang dianggap serangan yang sangat besar yang sudah lama tidak pernah terjadi sebelumnya. Israel juga hendak menyasarkan serangan ke negeri Iran dan mengincar tempat-tempat penting di negara itu. Israel mengajak sekutu terdekatnya AS untuk melakukan serangan balasan itu walau belum mendapat respon yang siginifikan.