Kenapa Masih Banyak Buta Huruf Al Quran di Indonesia?
Membaca Al-Qur'an merupakan ibadah yang memiliki banyak keutamaan. Al-Qur'an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan sebagai pedoman hidup umat manusia. Membaca Al-Qur'an bukan hanya sekadar membaca teks biasa, tetapi merupakan bentuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan pahala. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa membaca Al-Qur'an dan mengamalkan isinya, maka kelak kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota di surga." (HR. Ahmad). Dari hadits ini, kita bisa melihat bahwa pembacaan Al-Qur'an juga mendatangkan kemuliaan, tidak hanya untuk pembacanya, tetapi juga untuk orang tuanya.
Setiap huruf yang dibaca dari Al-Qur'an akan mendatangkan pahala. Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan tersebut dilipatgandakan menjadi sepuluh." (HR. Tirmidzi). Keutamaan ini tidak hanya berlaku untuk bacaan yang lancar, tetapi bahkan mereka yang terbata-bata dan kesulitan saat membaca juga mendapatkan pahala yang sama, sebagaimana disebutkan dalam hadits: "Orang yang membaca Al-Qur'an dan mahir melakukannya bersama dengan malaikat yang mulia lagi taat, dan orang yang membaca Al-Qur'an dengan terbata-bata dan mengalami kesulitan mendapatkan dua pahala." (HR. Bukhari dan Muslim).
Fakta: Rendahnya Kemampuan Membaca Al-Qur'an
Meskipun demikian, ada masalah yang cukup serius dalam hal kemampuan membaca Al-Qur'an di kalangan umat Islam. Banyak umat Islam yang belum bisa membaca Al-Qur'an dengan baik, terutama di negara-negara dengan mayoritas Muslim seperti Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Agama, sekitar 54% masyarakat Indonesia belum mampu membaca Al-Qur'an dengan lancar, dengan mayoritas dari mereka berada di daerah-daerah terpencil. Ini adalah masalah serius, mengingat Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Keterbatasan akses terhadap pendidikan formal, terbatasnya guru pengajar Al-Qur'an, dan minimnya fasilitas belajar menjadi faktor utama yang menyebabkan rendahnya kemampuan baca Al-Qur'an di beberapa wilayah. Beberapa daerah seperti Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Maluku memiliki infrastruktur pendidikan yang kurang memadai, sehingga pembelajaran agama termasuk membaca Al-Qur'an tidak dapat diakses dengan mudah.
Distribusi Al-Qur'an yang Belum Merata
Selain masalah kemampuan baca, masalah lain yang perlu diatasi adalah distribusi Al-Qur'an yang belum merata. Di beberapa daerah pelosok di Indonesia, Al-Qur'an sulit ditemukan karena kurangnya distribusi. Banyak masyarakat di daerah terpencil yang tidak memiliki akses untuk membeli atau mendapatkan Al-Qur'an, sehingga mereka tidak bisa belajar membaca kitab suci ini. Menurut laporan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), distribusi Al-Qur'an masih menjadi tantangan besar di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah terpencil seperti Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Timur.
Keterbatasan distribusi ini bukan hanya mempengaruhi ketersediaan Al-Qur'an fisik, tetapi juga akses kepada buku-buku pendukung yang dapat membantu masyarakat belajar membaca Al-Qur'an. Banyak anak-anak di daerah pedalaman yang terpaksa belajar Al-Qur'an dengan berbagi satu mushaf di antara beberapa orang, atau bahkan belajar hanya dengan mengandalkan hafalan tanpa melihat mushaf.
Solusi: Menggalakkan Program Donasi Al-Qur'an