Di sebuah desa yang asri, tinggallah seorang anak bernama Salim. Salim adalah anak yang ceria, namun memiliki kebiasaan buruk: ia kurang peduli pada kebersihan. Kamarnya sering berantakan, ia suka membuang sampah sembarangan, dan jarang mandi tepat waktu. Teman-temannya sering mengingatkan, tapi Salim hanya tertawa kecil dan berkata, “Ah, buat apa terlalu repot soal kebersihan?”
Suatu hari di madrasah, Ustaz Hasan, guru agama mereka, mengajarkan sebuah hadis:
_"Kebersihan itu sebagian dari iman."_
(HR. Muslim)
Ustaz Hasan menjelaskan bahwa kebersihan bukan hanya soal menjaga tubuh, tetapi juga lingkungan. “Allah mencintai hamba-Nya yang bersih, baik dalam hati, tubuh, maupun lingkungan,” katanya.
Salim mendengar penjelasan itu, tetapi ia hanya mengangguk tanpa niat untuk mengubah kebiasaannya.
Pada suatu pagi yang cerah, Salim dan teman-temannya bermain bola di lapangan desa. Ketika permainan berlangsung seru, Salim merasa haus dan mengambil air dari sebuah ember yang ada di pinggir lapangan. Namun, tanpa ia sadari, ember itu penuh dengan debu dan sampah kecil. Setelah meminum air itu, Salim merasa mual dan pusing.
“Ih, Salim! Itu kan ember kotor. Kok diminum?” teriak temannya, Hasan.
Salim tidak sempat menjawab. Ia pun jatuh sakit dan harus dibawa pulang. Di rumah, ibunya merawatnya dengan cemas. “Salim, kamu harus lebih hati-hati. Kebersihan itu penting, Nak. Jangan sampai kecerobohanmu membuatmu sakit lagi,” nasihat ibunya.
Saat terbaring sakit, Salim teringat hadis yang diajarkan Ustaz Hasan. Ia mulai menyadari bahwa menjaga kebersihan adalah perintah agama, bukan hanya sekedar kebiasaan.
Setelah sembuh, Salim bertekad untuk berubah. Ia memulai dengan hal kecil: membersihkan kamarnya setiap pagi, menyapu halaman, dan membuang sampah pada tempatnya. Awalnya, ia merasa malas, tetapi ia terus mengingat hadis Rasulullah SAW.
Teman-temannya terkejut melihat perubahan Salim. “Wah, kamu rajin sekali sekarang. Apa yang membuatmu berubah?” tanya Hasan.
“Aku sadar, menjaga kebersihan itu penting, bukan hanya untuk kesehatan, tapi juga bagian dari iman kita,” jawab Salim sambil tersenyum.