Mohon tunggu...
Rizky Purukan
Rizky Purukan Mohon Tunggu... -

Belajar untuk menjadi yang lebih baik. kehidupan ini ibarat lembaran kertas kosong yang harus kita hiasi dengan berbagai kata

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Inilah Hidupku yang Sebenarnya

28 Juni 2014   19:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:25 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika tubuh sudah tidak bisa berbuat apa-apa
Rumah menjadi tempat yang paling aman
Keluarga menjadi penyemangat dalam kehidupan
Sahabat menjadi tempat berbagi cerita

Aktivitas sehari-hari pun diisi dengan membaca
Buku menjadi tempat mencari makna kehidupan
Kitab suci menjadi teman setia dalam kehidupan
Buku ini selalu menemani hari-hariku,
Entah siang maupun malam

Kitab suci menjadi penyemangat hidupku
Ketika membacanya, entah mengapa ada sebuah kekuatan baru
Yang mengatakan “ENGKAU PASTI BISA”
Ketika ada cobaan yang datang menyapa, kata-kata ini yang selalu terngiang-ngiang dalam benakku
Dia selalu menguatkanku setiap harinya

Ketika orang lain sibuk dengan aktivitas mereka
Aku hanya bisa melihat dari kejauhan dengan senyuman
Seolah tiada beban yang dipikul
Namun senyuman itu hanya kepalsuan belaka
Senyum yang hanya menutupi beban kehidupan
Seorang lelaki yang pura-pura kuat, tetapi sebenarnya rapuh
Seorang lelaki yang pura-pura tangguh, tetapi sebenarnya lemah

Hidup hanyalah titipan Sang Pencipta
Mempergunakan setiap kesempatan dengan sebaiknya
Bersyukur, kunci sukses dalam kehidupan
Apapun keadaan saat ini, saya selalu bersyukur atas apa yang sudah Ia berikan dalam kehidupanku

Bersyukur punya keluarga yang membimbingku
Bersyukur punya sahabat yang selalu ada dikala suka dan duka
Bersyukur karena punya Sang Pencipta selalu menjaga dan melindungi kehidupanku

Hidup saya hanya seperti setangkai bunga yang esoknya layu
Beruntungnya aku punya Tuhan yang menjagaku
Ia selalu menyirami hari-hari hidupku dengan kekuatanNya yang tak terbatas.

Menyesali kehidupan sudah tidak ada gunanya lagi
Semangat melanjutkan hidup dengan segala kekurangan yang aku miliki sebelum ajal menjemput

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun