Sebagaimana  kita ketahui, sosiologi memandang manusia sebagai makhluk sosial. Yakni sebagai mahluk yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia selalu membutuhkan manusia lainnya untuk memenuhi berbagai fungsi sosial atau kebutuhan sosialnya masing-masing. Pemenuhan kebutuhan sosial ini hanya dapat dilakukan melalui interaksi sosial yang selalu ada kontak dan komunikasi, dengan kata lain melibatkan khalayak.
Manusia sebagai mahluk sosial dalam menjalani kehidupan dipastikan tidak bisa sendirian atau tanpa ada orang lain di dekeliling kita. Dalam keseharian yang menyangkut banyak  orang  disekeliling  kita, tidak terlepas dari aneka ragam kepribadian, watak, fisik, daerah, kebiasaan, dan lainnya yang sama. Semua pasti ada perbedaannya. Perbedaan itulah yang membuat kehidupan di dunia ini menjadi berwarna.
Sejalan dengan laju  perkembangan teknologi infomasi dan sarana penunjangnya, harus kita akui bahwa ada pergeseran dalam hal yang menyangkut soisologi komunikasi dan media online, kemudahan komunikasi yang tak mengharuskan tatap muka secara fisik, tidak adanya jarak antara suatu tempat yang telah nyata nyata  kini menjadi semesta. Perbedaan antara kota dan desa dengan kebiasaan dan kultur serta kepribadian secara umum tak menjadikan batas dalam komunikasi di media online.
Sebagai kenyataan ,hidup bersama dan  bermasyarakat tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi. Ada yang berada pada posisi komunikan dan ada pula yang berada pada posisi komunikator. Pelaku komunikasi yang cenderung menjelaskan atau lebih banyak berkata disebut dengan komunikator (penyampai pesan) dan pelaku komunikasi yang cenderung diam dan mendengarkan disebut komunikan (penerima pesan). Penerima pesan/komunikan inilah yang  disebut dengan khalayak. Di dalam sebuah media, khalayak bisa berpengaruh atau tidak sama sekali berpengaruh. Media memberikan konstruksi terhadap suatu sisi kehidupan khalayak yang seolah-olah diartikan hanya dari hasil konstruksi media.
Dahulu Media hampir dipastikan  tidak memperdulikan bahwa khalayak juga manusia yang memiliki pendapat dan rasa suka maupun tidak suka terhadap sesuatu. Konstruksi yang diciptakan membuat standarisasi suatu objek terhadap khalayak,  sehingga  khalayak tidak bisa banyak berbuat karena memang media menganggap seolah khalayak ini hanya penonton dan tidak disediakan ruang bagi khalayak untuk berdiskusi mengenai objek yang dibahas.
Khalayak yang pasif membuat media semakin masif menciptakan konstruksi-konstruksi terhadap suatu objek. Misal objeknya adalah  petani ,  media memberikan konstruksi bahwa arti petani  adalah mereka yang  kesehariannya disawah  bergelut dengan lumpur dan penuh keringat, kehidupannya  selalu menjadi obyek  golongan yang lebih mampu  atau  sebagai golongan yang ekonominya rendah serta diklasifisikasikan sebagi mahluk yang kurang beruntung pada strata sosial .  Hal itu membuat khalayak diluar ciri-ciri itu dikategorikan sebagai bukan petani.
Kini tak hanya invasi teknologi yang menyerbu, kemajuan pemikiran yang semakin berkembang sejalan dengan cepatnya  perkembangan media. Media yang dulunya mengabaikan peran khalayak sebagai bagian penting dalam proses komunikasi, kini khalayak lebih diperhatikan di era media baru. Media baru yang menyediakan ruang bagi khalayak untuk ikut berpartisipasi dalam menciptakan arti dari suatu objek.
Teknologi yang berkembang sangat pesat, Pada era globalisasi seperti saat ini, telah memunculkan ranah baru yang berkenaan dengan komunikasi dan sosiologi. Komunikasi dan sosiologi merupakan dua hal yang saling keterkaitan, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang telah lama berkembang, sedangkan komunikasi merupakan proses interaksi yang berada dalam kajian sosiologi. Berpijak pada hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sosiologi menjadi landasan kelahiran dan perkembangan ilmu komunikasi untuk mengkaji kualitas interaksi sosial masyarakat. Pengaruh sosiologi terhadap komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat menghasilkan sebuah sub ilmu kajian yang dinamakan sebagai sosiologi komunikasi.
Ranah sosiologi komunikasi adalah individu, kelompok, masyarakat dan system dunia. Ranah ini juga bersentuhan dengan teknologi telematika, komunikasi  berupa proses dan interaksi sosial dan budaya serta bidang bidang lainnya. Aspek aspek sosiologi komunikasi adalah aspek aktivitas manusia sebagai makhluk sosial yang melakukan aktivitas sosiologis yaitu proses sosial dan komunikasi, yang merupakan aspek dominan dalam kehidupan manusia bersama orang lain. Aspek lainnya adalah telematika dan realitasnya. selain memiliki aspek aspek sosiologi komunikasi juga memiliki beberapa objek kajian, berupa Media massa,  Media sosial,  Budaya pop,  Teknologi informasi dan komunikasi dan interaksi sosial.
Mari kita lihat sejenak, salah satu media yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi khalayaknya  adalah media online seperti Instagram, twitter, website, blog, forum komunitas, dan lain lain. Guna melengkapi kebutuhannya, manusia menggunakan berbagai cara dan media. Salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan akan informasi. Informasi-informasi tersebut tentunya diperoleh melalui media massa dan non massa. Media massa terdiri dari televisi, radio, surat kabar, majalah, tabloid dan film. Pada saat ini, media komunikasi massa yang berkembang sangat pesat adalah media online (surat kabar online). Dengan media online, informasi dari belahan dunia manapun dapat diperoleh. Kecepatannya yang tinggi dalam memberikan informasi, membuat media online banyak digunakan oleh masyarakat pada saat ini.
Keberadaan media online tidak terbatas ruang dan waktu sehingga penggunanya dapat menggunakan dimanapun dan kapanpun yang mereka kehendaki. Sebagai media massa, media online juga menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik dalam sistem kerja mereka. Pada saat ini, media online menjadi alternative lain untuk memenuhi kebutuhan informasi khalayaknya. Khalayak media online biasanya adalah orang yang melek akan teknologi karena dalam pengoperasiannya media online menggunakan perangkat Komputer dan jaringan internet. Dengan menggunakan media online, perhatian khalayak tertuju pada berita apa yang akan dicari, tidak seorangpun dapat mengendalikan perhatian khalayak. Khalayak juga bisa keluar masuk sesuai dengan apa yang ingin dibaca. Kemampuan media massa yang mampu memancing perhatian khalayak untuk berpatisipasi dalam hiburan dan informasi menjadikanya sebagai sarana pembentuk pendapat umum. Bahkan, media massa di jadikan aktivitass oleh para pemimpin negara dan politisi sebagai alat melakukan sebuah kebijakan