Mohon tunggu...
Rizky Pahlevi
Rizky Pahlevi Mohon Tunggu... Guru - Guru bimbel

Mencari keindahan dalam kesederhanaan, tapi tak pernah ragu melangkah ke pengalaman baru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

3 Tipe Orang Yang Menjadi Target Favorite Oleh Orang Toxic!

27 Januari 2025   11:31 Diperbarui: 27 Januari 2025   11:31 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Orang Toxic (Sumber: Pinterest/ Khadija)

Kenapa beberapa orang selalu jadi sasaran favorit orang toxic? Padahal mereka tidak melakukan kesalahan, namun mereka sering berusaha jadi pribadi yang baik. Ternyata, ada tiga tipe kepribadian yang paling sering dijadikan target oleh orang toxic. Apakah kamu salah satunya? Yuk, simak penjelasannya!

1. Orang yang punya empati tinggi

Orang yang punya empati tinggi cenderung menjadi target orang toxic karena mereka memiliki kemampuan alami untuk memahami, merasakan, dan peduli pada perasaan orang lain. Sayangnya, sifat mulia ini sering dimanfaatkan oleh orang toxic. Orang toxic tahu bahwa individu yang empatik mudah merasa bersalah jika mereka tidak membantu atau menolak permintaan orang lain. Mereka menggunakan ini untuk terus meminta perhatian, waktu, atau bantuan, bahkan ketika itu sebenarnya tidak adil atau merugikan. Toxic people ini juga sering berpura-pura sebagai korban untuk mendapatkan simpati. Orang yang empatik akan merasa kasihan dan ingin membantu, bahkan jika situasinya tidak sepenuhnya benar atau hanya drama buatan. Yang paling utama mengapa orang empati tinggi itu menjadi target orang toxic karena sulit untuk mengatakan tidak. So gaes yuk mulai sekarang berani utuk berkata tidak.

2. Tidak percaya diri

Orang yang tidak percaya diri sering menjadi target favorit orang toxic karena mereka dianggap lebih "mudah dikendalikan" atau dimanipulasi. Orang yang kurang percaya diri cenderung meragukan kemampuan dan nilainya sendiri. Orang toxic sering memanfaatkan ini dengan memberikan kritik yang merendahkan untuk memperkuat rasa inferioritas mereka, sehingga lebih mudah dikontrol. Orang yang memiliki rasa percaya diri yang rendah, mereka sering takut untuk menentang atau berbicara melawan perlakuan buruk. Orang toxic ini akan melihat sebagai peluang untuk terus mendominasi tanpa khawatir akan mendapatkan perlawanan. Orang yang tidak percaya diri sering berpikir mereka "tidak cukup baik," sehingga mereka lebih rentan menerima perlakuan buruk sebagai sesuatu yang "wajar" atau "layak diterima." Ini memberi ruang bagi toxic people untuk terus memperburuk situasi tanpa hambatan.

3. Orang yang cinta damai tidak suka dengan konflik

Orang yang cinta damai dan tidak suka konflik sering menjadi target orang toxic karena sifat mereka yang cenderung menghindari konfrontasi. Orang toxic tahu bahwa mereka yang cinta damai akan lebih memilih mengalah daripada memperpanjang perdebatan. Hal ini memberi orang toxic keleluasaan untuk terus memaksakan kehendak mereka tanpa khawatir akan ditentang. Mereka ingin menjaga hubungan tetap harmonis, orang cinta damai sering kali tidak tegas dalam menetapkan batasan. Orang toxic memanfaatkan ini untuk melanggar batas dan mengambil keuntungan, baik secara emosional, waktu, maupun energi. Dalam upaya menjaga kedamaian, mereka sering enggan menegur atau mengoreksi perilaku toxic, meskipun tahu itu salah. Orang toxic melihat ini sebagai kelemahan dan terus mengeksploitasinya untuk melanjutkan perilaku buruk mereka tanpa konsekuensi.

Jadi, jika kamu merasa termasuk salah satu dari tiga tipe ini, ingatlah bahwa sifat-sifatmu bukan kelemahan, tapi kekuatan yang perlu dijaga dengan batasan yang sehat. Jangan biarkan orang toxic mengambil keuntungan dari kebaikan atau kelembutanmu. Kamu berhak untuk dihormati, dihargai, dan hidup tanpa energi negatif di sekitarmu!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun