Di penghujung Desember, aku menutupnya dengan sebuah puisi
Menoreh jejak langkah yang entah menuju kemana
Hari-hari berlalu, sementara aku masih bergelut dengan bayangan sukses yang tak juga menjelma nyata
Kalender telah melipat bulan demi bulan, dan kini Desember menjadi sang penutup tahunÂ
Waktu melesat tanpa aba-aba, meninggalkan penghuni bumi yang sibuk mengejar bayangan sendiri
Lantas, siapa yang bersalah?
Waktu yang tak peduli pada manusia, atau manusia yang tak paham bahasa waktu?
Pada halaman puisi yang tak terhitung jumlahnya, ingin kuceritakan hidup yang penuh dengan ilusi
Namun kini, aku kehilangan bait-baitnya
Puisi yang biasanya hadir dari rumitnya pikiran, hilang tersapu oleh sepi yang datang secara diam-diam